Istimna dalam Timbangan Hukum Islam: Antara Larangan dan Solusi

Husen Fikri

Serba Serbi Kehidupan

Perbincangan mengenai istimna, atau masturbasi, selalu menghangat, terutama di kalangan mereka yang belum menikah. Dalam perspektif Islam, aktivitas ini bukan sekadar soal pemuasan hasrat, melainkan juga terkait dengan batasan-batasan syariat. Lantas, bagaimana sebenarnya hukum istimna menurut ajaran Islam?

Secara sederhana, istimna diartikan sebagai upaya mengeluarkan sperma tanpa melalui hubungan seksual. Ini bisa dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan dengan tujuan memuaskan dorongan seksual. Dalam konteks pasangan suami istri, istimna diperbolehkan pada kondisi normal, kecuali saat-saat terlarang seperti puasa, haji, nifas, haid, dan i’tikaf. Namun, bagi mereka yang belum terikat pernikahan, hukumnya menjadi perdebatan di antara para ulama.

Dalil-Dalil yang Melarang Istimna

Mayoritas ulama, termasuk mazhab Maliki dan Syafi’i, mengharamkan istimna. Larangan ini didasarkan pada penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, seperti surat Al-Mukminun ayat 5-6 dan An-Nur ayat 33. Ayat-ayat ini menekankan pentingnya menjaga kemaluan kecuali pada pasangan yang sah.

Lebih jauh, beberapa hadis juga dijadikan landasan untuk mengharamkan istimna. Salah satu hadis menyebutkan bahwa orang yang "menikah dengan tangannya" akan termasuk golongan yang tidak diperhatikan Allah di hari kiamat, bahkan akan dimasukkan ke neraka kecuali mereka bertaubat. Hadis lain juga mengatakan bahwa orang yang melakukan istimna akan datang pada hari kiamat dengan tangan terikat.

Tentu saja, interpretasi hadis dan ayat Al-Qur’an ini tidak tunggal, dan ada beberapa pandangan lain yang lebih permisif. Namun, mayoritas ulama tetap berpendapat bahwa istimna bagi mereka yang belum menikah adalah haram.

Mengapa Istimna Dilarang?

Larangan istimna bukan tanpa alasan. Selain dari dalil-dalil agama, terdapat beberapa pertimbangan yang mendasarinya:

  1. Menyalahi Fitrah Seksual: Islam mengajarkan bahwa hubungan seksual yang benar adalah melalui pernikahan. Istimna dianggap sebagai penyimpangan dari fitrah ini dan dapat memicu perilaku seksual yang tidak sehat.

  2. Merendahkan Diri: Istimna seringkali dilakukan dalam kesendirian dan dapat menimbulkan perasaan bersalah dan rendah diri. Kondisi ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional.

  3. Potensi Ketergantungan: Istimna dapat menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan dan dapat mengarah pada kecanduan. Kecanduan ini tentu saja akan sangat merugikan diri sendiri.

  4. Pemborosan Energi: Secara fisik dan psikologis, istimna dapat menguras energi dan membuat seseorang menjadi kurang produktif.

Solusi Alternatif untuk Mengelola Dorongan Seksual

Meskipun Islam melarang istimna, agama ini juga menawarkan solusi alternatif bagi mereka yang kesulitan mengendalikan dorongan seksual:

  1. Olahraga Teratur: Melakukan olahraga secara teratur dapat membantu mengalihkan perhatian dari pikiran-pikiran seksual dan juga membantu menstabilkan hormon.

  2. Aktivitas Positif: Menyibukkan diri dengan kegiatan yang positif seperti berkebun, bermain musik, atau berkumpul dengan keluarga dapat membantu mengalihkan perhatian dari godaan istimna.

  3. Mendekatkan Diri pada Agama: Dengan memperdalam ilmu agama dan meningkatkan ibadah, seseorang akan lebih mudah mengendalikan diri dan menjauhi perbuatan dosa.

  4. Membatasi Akses Pornografi: Menjauhi segala bentuk konten pornografi adalah langkah penting untuk menghindari rangsangan yang memicu hasrat seksual.

  5. Menghindari Kesendirian: Dengan tidak menyendiri, fantasi seksual akan lebih sulit muncul. Berinteraksi dengan orang lain juga bisa menjadi terapi positif.

  6. Mencari Informasi Akurat: Memahami bahaya dan dampak negatif istimna dapat menjadi motivasi untuk menjauhinya.

  7. Bergabung dengan Komunitas Positif: Bergabung dengan komunitas yang memiliki tujuan yang sama untuk berhenti dari kebiasaan istimna dapat memberikan dukungan dan motivasi.

  8. Berpuasa: Ibadah puasa dapat membantu melatih pengendalian diri dan juga mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Kesimpulan

Istimna, atau masturbasi, adalah isu yang kompleks dalam Islam. Meskipun ada pandangan yang membolehkan dalam batasan tertentu, mayoritas ulama melarangnya, terutama bagi mereka yang belum menikah. Larangan ini didasarkan pada dalil-dalil agama dan pertimbangan-pertimbangan moral dan kesehatan.

Namun, Islam tidak hanya memberikan larangan, tetapi juga menawarkan solusi alternatif bagi mereka yang berjuang mengendalikan dorongan seksual. Dengan melakukan upaya-upaya positif dan mendekatkan diri kepada Allah, diharapkan kita semua dapat terhindar dari perbuatan yang tidak dibenarkan.

Baca Juga

Potret Terbaru Biby Alraen Istri Rifky Balweel Usai Lepas Hijab, Sebut Ini Jadi Proses Hidup

Dea Lathifa

Istri aktor Rifky Balweel, Biby Alraen baru-baru ini menarik perhatian publik. Bukan karena paras cantiknya, namun karena penampilan barunya. Biasa tampil dengan hijab, Biby ...

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Tinggalkan komentar