Di tengah gempuran tren kuliner serba impor, masakan tradisional ternyata masih punya tempat istimewa di hati. Kisah ini datang dari seorang ibu rumah tangga yang dengan bangga memamerkan hasil masakan mangut ikan gabus, atau yang dikenal sebagai iwak bayong di Kebumen dan unjar kutes di Wonosobo. Bukan sekadar masakan sehari-hari, hidangan ini menjadi simbol kemewahan di tengah masa paceklik, bahkan dengan percaya diri dibandingkan dengan salmon yang dianggap ‘tidak selevel’.
Ikan Gabus: Lebih dari Sekadar Ikan Kampung
Ungkapan "ikan gabus gizinya lebih tinggi dari salmon" mungkin terdengar mengejutkan bagi sebagian orang. Namun, klaim ini bukan tanpa dasar. Ikan gabus, yang sering dianggap sebagai ikan kampung, ternyata menyimpan segudang nutrisi. Kandungan albumin yang tinggi pada ikan gabus sangat bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, ikan gabus juga kaya akan protein, zat besi, dan berbagai vitamin yang penting untuk kesehatan.
Tidak heran jika ikan gabus menjadi andalan keluarga di masa-masa sulit. Di tengah harga bahan pokok yang meroket, keberadaan ikan gabus hasil tangkapan tetangga menjadi berkah tersendiri. Ikan ini bukan hanya mengenyangkan perut, tetapi juga memberikan asupan gizi yang diperlukan keluarga, bahkan mungkin lebih baik dari ikan impor yang sering dibanggakan.
Also Read
Mangut Iwak Bayong: Cita Rasa Warisan yang Melekat di Hati
Kisah ini tidak hanya tentang keunggulan nutrisi ikan gabus, tetapi juga tentang cita rasa warisan yang terus dilestarikan. Mangut, dengan kuah santan gurih dan bumbu rempah yang kaya, menjadi pilihan utama untuk mengolah ikan gabus. Resep mangut yang diadaptasi dari warung di Karangduwur menjadi bukti bahwa masakan tradisional selalu punya daya tarik tersendiri.
Bukan hanya soal rasa, proses memasak mangut ikan gabus juga menjadi momen kebersamaan dalam keluarga. Permintaan dari sang suami, yang digambarkan sebagai "baginda raja" dengan segala permintaannya, menggambarkan betapa makanan rumahan dapat menjadi ungkapan cinta dan perhatian.
Lebih dari Sekadar Masakan, Ada Semangat Kewirausahaan
Di balik candaan "Bentar lagi aku buka warung", terselip harapan dan semangat untuk mengembangkan bakat memasak. Ini adalah contoh bagaimana sebuah hidangan rumahan dapat menjadi inspirasi untuk memulai usaha kuliner. Dengan dukungan doa dari orang-orang terdekat, mimpi membuka warung mangut ikan gabus bisa jadi bukan hanya sekadar angan-angan.
Kisah ini mengajarkan bahwa makanan bukan hanya sekadar pengisi perut. Di balik setiap hidangan, ada cerita, tradisi, dan harapan yang terjalin. Ikan gabus, yang sering dipandang sebelah mata, ternyata menyimpan potensi luar biasa baik dari segi gizi maupun peluang ekonomi. Dan yang terpenting, cerita ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sederhana bisa datang dari hidangan rumahan yang penuh cinta.