Istilah-istilah gaul di TikTok memang tak pernah ada habisnya. Dari bahasa Inggris yang dipelesetkan hingga akronim unik, semuanya cepat sekali menyebar dan menjadi tren. Salah satu yang belakangan ramai diperbincangkan adalah "HS Last Ex." Mungkin sebagian dari Anda sudah sering melihatnya berseliweran di FYP (For Your Page). Tapi, apa sebenarnya arti dari istilah ini dan mengapa bisa begitu viral?
Membedah Arti HS Last Ex
HS adalah singkatan dari Having Sex, yang merujuk pada aktivitas seksual. Sementara Last Ex, seperti yang kita tahu, adalah mantan pacar terakhir. Jadi, secara harfiah, HS Last Ex dapat diartikan sebagai "berhubungan intim dengan mantan pacar terakhir." Perlu ditegaskan, istilah ini umumnya digunakan untuk menggambarkan hubungan di luar pernikahan, bukan antara suami istri.
Fenomena ini muncul setelah beredarnya video di TikTok yang menampilkan seseorang menghabiskan waktu bersama mantan di sebuah hotel, padahal sang mantan akan segera menikah dengan orang lain. Unggahan tersebut memicu berbagai komentar dan penggunaan istilah "HS Last Ex" serta "Jatah Mantan", yang mengindikasikan adanya anggapan bahwa mantan memiliki "hak" atau kenangan tersendiri dalam hal intim.
Also Read
Lebih dari Sekadar Tren: Dampak dan Implikasi
Meskipun tren ini viral, penting untuk memahami bahwa HS Last Ex bukanlah representasi dari perilaku semua orang. Ini lebih kepada oknum dan fenomena yang perlu dikritisi. Mengapa demikian?
Pertama, konsep "jatah mantan" memiliki konotasi yang merendahkan dan tidak menghargai kedua belah pihak. Hubungan seksual seharusnya didasari atas kesetaraan, persetujuan, dan komitmen, bukan sekadar pelampiasan atau memenuhi hasrat atas nama "kenangan."
Kedua, HS Last Ex seringkali melibatkan pelanggaran batasan dan komitmen yang sudah dibuat, terutama jika salah satu pihak akan menikah dengan orang lain. Ini bisa melukai perasaan banyak orang dan berpotensi menimbulkan dampak psikologis yang negatif.
Ketiga, viralnya istilah ini di media sosial dapat memicu normalisasi perilaku yang tidak bertanggung jawab. Generasi muda yang terpapar konten seperti ini bisa menganggapnya sebagai sesuatu yang lumrah atau bahkan keren, tanpa mempertimbangkan konsekuensi dan nilai-nilai moral yang seharusnya dijunjung tinggi.
Perlu Refleksi dan Edukasi
Fenomena HS Last Ex adalah pengingat bagi kita semua bahwa media sosial memiliki dampak besar dalam membentuk persepsi dan perilaku. Penting bagi kita untuk:
- Berpikir Kritis: Tidak semua yang viral itu benar. Kita perlu menelaah setiap informasi dan tren dengan bijak, serta mempertimbangkan implikasinya.
- Menjunjung Tinggi Etika: Dalam berhubungan dengan siapapun, termasuk mantan, kita perlu menghormati batasan dan nilai-nilai yang berlaku.
- Mengedukasi Diri dan Lingkungan: Mari ajak orang-orang di sekitar kita untuk memahami dampak buruk dari tren yang merugikan, serta mempromosikan hubungan yang sehat dan bertanggung jawab.
HS Last Ex bukan sekadar tren viral di TikTok. Ini adalah refleksi dari tantangan moral dan etika yang perlu kita hadapi. Alih-alih terbawa arus, mari jadikan ini momentum untuk berdiskusi dan mengedukasi diri, agar kita tidak terjebak dalam perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.