Setelah merayakan Iduladha, umat Muslim memasuki periode yang disebut Hari Tasyrik. Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya, sebenarnya Hari Tasyrik itu sampai kapan sih? Dan kenapa kita dilarang berpuasa di hari-hari itu? Yuk, kita bahas tuntas!
Memahami Makna Hari Tasyrik
Istilah "Tasyrik" berasal dari kata tasyriq, yang secara bahasa berarti menghadap ke timur, tempat matahari terbit. Namun, dalam konteks ibadah, Hari Tasyrik merujuk pada tiga hari setelah Hari Nahar (10 Dzulhijjah) atau Hari Raya Iduladha. Artinya, Hari Tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Jadi, jika Iduladha jatuh pada tanggal 29 Juni 2023, maka Hari Tasyrik berlangsung pada tanggal 30 Juni, 1 Juli, dan 2 Juli 2023. Periode ini penting untuk dipahami karena ada aturan dan anjuran khusus yang berlaku di dalamnya.
Also Read
Larangan Puasa di Hari Tasyrik: Bukan Tanpa Alasan
Salah satu hal yang paling mencolok dari Hari Tasyrik adalah larangan berpuasa. Mengapa demikian? Larangan ini bukan tanpa alasan. Hari Tasyrik merupakan bagian dari rangkaian perayaan Iduladha. Tujuannya adalah untuk menikmati karunia Allah SWT atas hewan kurban yang telah disembelih.
Rasulullah SAW sendiri telah menegaskan dalam hadis riwayat Imam Muslim bahwa Hari Tasyrik adalah "hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah." Dengan demikian, puasa di hari-hari tersebut tidak disyariatkan, bahkan diharamkan, sama seperti larangan berpuasa pada hari-hari syak, hari yang meragukan menjelang Ramadan.
Hari Tasyrik: Lebih dari Sekadar Makan dan Minum
Meskipun dilarang berpuasa, bukan berarti Hari Tasyrik hanya tentang makan dan minum. Justru, di hari-hari ini, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak zikir, bertakbir, dan memanjatkan doa kepada Allah SWT. Takbir juga masih terus dikumandangkan sebagai pengagungan nama Allah, meneruskan gema takbir Iduladha. Selain itu, momen ini juga menjadi waktu yang baik untuk mempererat tali silaturahmi, saling berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Hikmah di Balik Hari Tasyrik
Ada hikmah besar yang terkandung dalam penetapan Hari Tasyrik. Hari-hari ini mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Kita diajak untuk menikmati makanan dan minuman yang halal, tanpa melupakan kewajiban untuk selalu mengingat dan memuji-Nya. Larangan berpuasa juga mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam beribadah, bahwa ada waktu-waktu tertentu yang memang disyariatkan untuk bersuka cita dan menikmati karunia-Nya.
Jadi, Hari Tasyrik bukan hanya tentang tiga hari setelah Iduladha. Ia adalah momen untuk merenungkan makna berkurban, mensyukuri nikmat Allah, dan mempererat tali persaudaraan. Mari kita isi hari-hari ini dengan kebaikan, ketaatan, dan kegembiraan yang terpancar dari hati.