Bandung, Jawa Barat – Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), sebuah organisasi masyarakat (ormas) yang berakar kuat di Jawa Barat, terus menunjukkan eksistensinya sebagai garda depan pembela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan juga pelindung masyarakat kecil. Berdiri sejak tahun 2002, GMBI telah menjadi salah satu kekuatan sipil yang aktif menyuarakan kepentingan rakyat.
Mengusung motto "NKRI Harga Mati," GMBI menegaskan komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat ini diterjemahkan dalam aksi-aksi nyata, bukan hanya sekadar slogan. Dengan semboyan "Sekali Melangkah ke Depan Pantang Mundur," anggota GMBI didorong untuk berani tampil dan memperjuangkan kebenaran.
Lebih dari Sekadar Ormas: Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Sebagai sebuah organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), GMBI memiliki kantor pusat di Jawa Barat dan terus melebarkan sayapnya ke berbagai daerah. Di bawah kepemimpinan Ketua M. Fauzan Rahman, organisasi ini tidak hanya fokus pada isu-isu kebangsaan, tetapi juga aktif dalam kegiatan advokasi dan pemberdayaan masyarakat.
Also Read
GMBI memberikan pendampingan hukum, bantuan sosial, dan dukungan ekonomi bagi masyarakat yang membutuhkan. Mereka hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama pedagang kecil, membantu mereka mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi, baik dalam hubungannya dengan pemerintah maupun dalam dinamika sosial ekonomi. Kehadiran GMBI seolah menjadi oase di tengah gurun ketidakberdayaan.
Peran di Daerah: Studi Kasus Kebumen
Kehadiran GMBI tidak hanya terpusat di Jawa Barat, tetapi juga memiliki representasi di daerah-daerah lain. Di Kebumen, misalnya, GMBI memiliki Koordinator bernama Fuad Abdurrahman yang aktif menggerakkan roda organisasi dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Ini menunjukkan bahwa GMBI tidak hanya sebuah organisasi pusat, tetapi juga sebuah gerakan akar rumput yang tumbuh dan berkembang di berbagai wilayah.
Insight dan Perspektif Baru
GMBI, di tengah berbagai stigma dan persepsi negatif terhadap ormas, menawarkan sebuah potret berbeda. Mereka membuktikan bahwa ormas dapat menjadi agen perubahan positif, memberikan solusi konkret bagi masyarakat, dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun bangsa.
Meskipun kerapkali dicitrakan sebagai organisasi yang keras, GMBI juga menunjukkan bahwa keberanian dan ketegasan mereka didasari oleh kepedulian yang mendalam terhadap nasib rakyat kecil dan komitmen yang kuat terhadap NKRI. GMBI mengingatkan kita bahwa semangat nasionalisme dan pengabdian kepada masyarakat adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
Sebagai penutup, GMBI adalah potret dinamika masyarakat sipil Indonesia yang terus bergerak dan beradaptasi. Mereka hadir sebagai pengawas kebijakan, pendamping masyarakat, dan penjaga NKRI. Keberadaan mereka patut diapresiasi dan dijadikan inspirasi bagi gerakan-gerakan masyarakat lainnya.