Media sosial kembali diramaikan dengan kehadiran kuliner unik yang berasal dari Papua, yaitu daging ekina. Istilah ini mungkin terdengar asing di telinga sebagian besar orang, namun popularitasnya kian meroket setelah viral di TikTok. Lantas, apa sebenarnya daging ekina ini? Mari kita telaah lebih dalam.
Mengenal Lebih Dekat Hewan Ekina: Si Landak Listrik dari Papua
Daging ekina berasal dari hewan bernama Edkina, atau sering disebut juga Echidna. Hewan ini merupakan mamalia darat yang unik karena bertelur (monotremata), sebuah ciri yang hanya dimiliki oleh beberapa spesies di dunia. Edkina adalah hewan asli Papua dan Australia yang memiliki ciri fisik menyerupai landak dengan duri di sekujur tubuhnya.
Namun, yang membuatnya lebih menarik adalah kemampuannya menghasilkan medan listrik lemah dari reseptor di moncongnya. Kemampuan ini digunakan untuk mendeteksi mangsa dan lingkungan sekitar. Sungguh makhluk yang menakjubkan!
Also Read
Sensasi Rasa Daging Ekina: Lembut Mirip Babi dengan Sentuhan Rambut Halus
Daging ekina menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat pedalaman Papua. Proses pengolahannya pun tak kalah unik. Duri-duri tajamnya harus dicabut terlebih dahulu sebelum diolah menjadi hidangan lezat. Lalu, bagaimana dengan rasanya?
Menurut beberapa orang yang telah mencicipinya, daging ekina memiliki tekstur yang sangat lembut, bahkan disebut-sebut mirip dengan daging babi. Namun, ada sedikit perbedaan yaitu masih adanya rambut-rambut halus di permukaan dagingnya. Meskipun begitu, hal ini tidak mengurangi kenikmatan menyantap daging ekina.
Harga dan Cara Pengolahan: Tradisi Kuliner Papua yang Lestari
Harga daging ekina di pedalaman Papua tergolong cukup mahal, mencapai Rp600.000 untuk berat 3 kilogram. Hal ini tentu sepadan dengan keunikan rasa dan kelangkaan hewan ini. Masyarakat Papua mengolah daging ekina dengan berbagai cara, mulai dari dimasak sayur, dibumbui gulai, hingga dibakar.
Pengolahan daging ekina mencerminkan kekayaan tradisi kuliner Papua yang memanfaatkan sumber daya alam secara bijak. Daging ekina bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Ekina di Balik Piring Makan: Aspek Ekologi dan Konservasi
Popularitas daging ekina sebagai kuliner eksotis menimbulkan pertanyaan mengenai dampak konsumsi terhadap populasi edkina di alam liar. Penting bagi kita untuk selalu bijak dalam mengonsumsi daging ekina dan mendukung praktik berkelanjutan yang menjamin kelestarian hewan ini.
Diperlukan kesadaran dari semua pihak, baik masyarakat lokal maupun pemerintah, untuk menjaga keseimbangan ekosistem Papua dan memastikan bahwa edkina tetap menjadi bagian dari keanekaragaman hayati yang kita banggakan.
Kesimpulan: Petualangan Rasa yang Mendalam
Daging ekina bukan hanya sekadar hidangan lezat, tetapi juga sebuah petualangan rasa yang membawa kita lebih dekat dengan keunikan Papua. Sensasi tekstur lembut, rasa yang unik, dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya menjadikan daging ekina sebagai kuliner yang patut dicoba, tentu saja dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Apakah Anda tertarik untuk mencicipi keajaiban kuliner dari Papua ini?
