Reza Pardede, yang lebih dikenal sebagai Coki Pardede, bukanlah sosok yang asing di dunia hiburan Indonesia. Namanya melambung berkat bakatnya sebagai komika, namun juga lekat dengan berbagai kontroversi yang mengiringinya. Artikel ini akan mengupas lebih dalam perjalanan hidup Coki, mulai dari awal kariernya hingga pandangannya tentang agama dan kontroversi yang pernah ia alami.
Dari Medan ke Panggung Stand Up
Lahir di Medan pada 21 Januari 1988, Coki menghabiskan masa kecilnya di Depok, Jawa Barat. Ia tumbuh besar dalam keluarga Kristen, namun perjalanan hidup membawanya pada pemikiran yang berbeda. Selepas menamatkan pendidikan di Universitas Gunadarma dengan jurusan Sastra Inggris, Coki mulai merintis karier di dunia stand-up comedy.
Penampilan pertamanya di panggung kompetisi stand-up comedy adalah pada tahun 2014, melalui Stand Up Comedy Season 4. Meskipun tak berhasil meraih gelar juara, langkah ini menjadi awal mula ia dikenal publik. Coki kembali menjajal peruntungannya di Stand Up Comedy Academy Season 2 pada 2016, di mana ia berhasil menembus babak 9 besar.
Also Read
Majelis Lucu Indonesia: Simbol Kebebasan Berekspresi
Bersama Tretan Muslim, Coki kemudian mendirikan Majelis Lucu Indonesia (MLI) pada tahun 2017. MLI menjadi wadah bagi para komika untuk berkreasi dan menyampaikan materi komedi yang mungkin tidak bisa disuarakan di tempat lain. Namun, kebebasan berekspresi ini pula yang kemudian membawa Coki pada kontroversi.
Sebelum fokus pada stand-up comedy, Coki juga sempat merambah dunia akting, salah satunya dalam serial "Malam Minggu Miko 2" bersama Raditya Dika dan Andovi da Lopez. Ia juga membintangi beberapa film seperti "Single" dan "Gila Lu Ndro!". Coki juga dikenal aktif di dunia radio, menjadi penyiar di OZ Radio 90.8 FM Jakarta. Selain itu, ia menunjukkan bakatnya di bidang musik dengan merilis beberapa single, seperti "Makan Geratis," "Rembulan," dan "Tapi yang Banyak."
Agnostik di Tengah Keluarga Kristen
Perihal agama, Coki Pardede secara terbuka menyatakan dirinya sebagai seorang agnostik. Agnostisisme adalah pandangan yang meyakini bahwa ada atau tidaknya Tuhan adalah sesuatu yang tidak dapat diketahui. Pandangan ini tentu berbeda dengan keyakinan yang dianut keluarganya, yang merupakan penganut agama Kristen. Perbedaan ini menyoroti dinamika keberagaman keyakinan yang ada dalam masyarakat, bahkan dalam satu keluarga.
Terjerat Narkoba dan Kontroversi Candaan Agama
Pada tahun 2021, nama Coki kembali menjadi perbincangan publik, namun kali ini bukan karena karyanya, melainkan karena kasus penyalahgunaan narkoba. Ia ditangkap atas kepemilikan sabu dan harus menjalani rehabilitasi. Kasus ini menjadi pengingat bahwa popularitas dan kesuksesan tak menjamin seseorang terhindar dari masalah.
Selain narkoba, Coki juga menuai kontroversi karena candaannya yang dianggap menistakan agama. Kontroversi ini bermula dari konten YouTube bersama Tretan Muslim, di mana mereka membahas memasak daging babi dengan kurma, yang kemudian dianggap sebagai lelucon yang tidak pantas dan menyinggung umat Islam. Kejadian ini memicu perdebatan tentang batasan dalam berkreasi dan bercanda, terutama yang menyangkut isu agama.
Antara Kontroversi dan Talenta
Coki Pardede adalah figur publik yang kompleks. Ia memiliki talenta di dunia stand-up comedy, musik, dan juga seni peran, namun juga tak lepas dari kontroversi. Perjalanannya menjadi cermin bahwa seorang figur publik tidak selalu sempurna dan akan selalu ada sisi gelap di balik sorotan lampu panggung.
Kontroversi yang menyelimuti Coki, dari penyalahgunaan narkoba hingga candaan agama, menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Bahwa popularitas tak melulu beriringan dengan perilaku terpuji, dan kebebasan berekspresi haruslah diimbangi dengan tanggung jawab dan etika. Bagaimanapun, karya-karya Coki telah memberikan warna tersendiri dalam dunia hiburan Indonesia, dan menjadi bahan perbincangan yang tak lekang oleh waktu.