Siapa yang tak terpesona dengan kemerduan suara burung ciung batu? Burung berukuran sedang dengan bulu hitam legam, bintik putih di sayap, dan paruh kuning cerah ini memang punya daya tarik tersendiri. Bukan hanya dari kicauannya, tetapi juga dari mitos yang menyelimutinya.
Ciung batu, yang sering ditemukan di dekat sungai besar atau gua dalam hutan lebat di ketinggian hingga 1.250 meter, bukan sekadar burung biasa. Kehadirannya seringkali dikaitkan dengan pertanda alam, bahkan dianggap memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan cara yang unik.
Mitos yang paling populer adalah kemampuannya memberi peringatan. Konon, ketika merasa terganggu oleh satwa lain atau kehadiran manusia, ciung batu akan kembali ke sarangnya sembari berkicau dengan nada khusus. Suara ini dianggap sebagai alarm, tanda bahaya bagi siapapun yang berada di dekatnya. Bayangkan, kicauan merdu yang biasanya menghibur, bisa berubah menjadi sinyal waspada.
Also Read
Lebih dari itu, ciung batu juga diyakini sebagai penunjuk jalan bagi para pendaki yang tersesat. Meski belum ada bukti ilmiah yang memvalidasi klaim ini, banyak petualang gunung yang mempercayainya. Kisah-kisah tentang pendaki yang selamat dari kesesatan berkat arah kicauan ciung batu, terus hidup dari mulut ke mulut. Ini menambah kesan mistis pada burung yang satu ini.
Perpaduan antara keindahan fisik, kemerduan suara, dan aura mistis membuat ciung batu menjadi primadona di kalangan pecinta burung. Tak heran, harga seekor ciung batu bisa mencapai 200 ribu hingga 800 ribu rupiah. Harga yang cukup fantastis untuk seekor burung yang keberadaannya masih seringkali dikaitkan dengan dunia mitos.
Terlepas dari kebenaran mitos tersebut, satu hal yang pasti adalah bahwa ciung batu adalah bagian penting dari ekosistem hutan. Peran mereka sebagai penghuni rimba perlu kita hargai. Dengan menjaga kelestarian habitatnya, kita turut menjaga keajaiban alam yang tersembunyi di balik kicauannya. Bukan hanya sebagai burung kicau yang mahal, tetapi juga sebagai penjaga keseimbangan dan misteri hutan belantara.