Film dokumenter "In the Name of God: A Holy Betrayal" menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta film dan masyarakat umum. Bukan tanpa alasan, serial dokumenter yang tayang di Netflix ini mengangkat kisah kelam tentang empat sekte sesat yang menggurita di Korea Selatan. Jika kamu penggemar film dokumenter yang memicu adrenalin sekaligus membuka mata, serial ini wajib masuk daftar tontonanmu.
Lebih dari Sekadar Sinopsis, Ini yang Perlu Kamu Tahu
Disutradarai oleh Cho Sunghyun, "In the Name of God" bukan sekadar menyajikan rekaman peristiwa, tetapi juga mengungkap sisi gelap manipulasi dan kekuasaan yang disalahgunakan atas nama agama. Serial ini terdiri dari delapan episode yang masing-masing membedah satu per satu sekte beserta pemimpinnya yang mengaku sebagai "Tuhan".
Kengerian yang dihadirkan tak hanya berhenti pada klaim sesat para pemimpin sekte. Lebih dari itu, film ini membeberkan bagaimana mereka melakukan pelecehan seksual, penipuan, kekerasan, hingga pembunuhan terhadap para pengikutnya. Fakta-fakta yang disajikan begitu mengguncang dan membuat kita bertanya, bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi?
Also Read
4 Sekte dan Pemimpinnya yang Meresahkan:
-
Jeong Myeong Seok (JMS): Pemimpin sekte JMS ini tega menjadikan pengikut wanita sebagai objek pemuas nafsunya, dengan dalih perintah Tuhan. Aksi keji ini membuatnya divonis 10 tahun penjara, namun luka yang ia torehkan pada para korban tak bisa terhapus begitu saja.
-
Five Oceans: Sekte ini dipimpin oleh Park Soonja, seorang pengusaha kerajinan tangan. Tragedi mengiris hati terjadi saat Park Soonja bersama 32 pengikutnya ditemukan tewas bunuh diri di Gyeonggi-do. Penyebabnya? Misteri yang masih menyimpan tanda tanya besar.
-
Baby Garden: Kim Kisoon, pemimpin Baby Garden, tidak segan melakukan pemerasan, kekerasan, bahkan pembunuhan terhadap pengikut yang dianggap membangkang. Sikapnya yang brutal menunjukkan betapa kejamnya manipulasi kepercayaan dalam sekte ini.
-
Manmin Central Church: Lee Jaerock, pemimpin Manmin Central Church, mengklaim memiliki kekuatan penyembuhan. Ironisnya, ia justru mencuci otak pengikutnya hingga enggan berobat, yang menyebabkan banyak dari mereka meninggal akibat penyakit yang seharusnya bisa disembuhkan.
Mengapa "In the Name of God" Penting Ditonton?
Film dokumenter ini bukan hanya sekadar hiburan yang menegangkan. Lebih dari itu, "In the Name of God" menjadi pengingat penting tentang bahaya fanatisme buta dan manipulasi agama. Film ini membuka mata kita tentang bagaimana orang-orang yang berkuasa dapat menggunakan agama sebagai alat untuk mengendalikan dan menyiksa orang lain.
Selain itu, dokumenter ini juga menjadi pengingat bahwa kita harus selalu kritis dan waspada terhadap kelompok atau individu yang mengklaim diri sebagai "utusan Tuhan". Jangan mudah percaya pada janji-janji manis yang tidak rasional.
Lebih dari Sekadar Tontonan
"In the Name of God" bukan sekadar film dokumenter yang menyajikan fakta, tetapi juga sebuah ajakan untuk berpikir kritis dan lebih peduli terhadap sesama. Tontonlah untuk memahami betapa pentingnya menjaga akal sehat dan kemanusiaan, agar tidak terjebak dalam lingkaran sesat yang mengatasnamakan agama. Serial ini akan membuatmu merenung dan bertanya, "Apakah kita cukup waspada dengan lingkungan sekitar?"