Bekam, metode pengobatan kuno yang berasal dari Timur Tengah dan Tiongkok, kembali populer di tengah masyarakat modern. Praktik ini melibatkan penyayatan kecil pada kulit untuk mengeluarkan darah yang diyakini membawa zat-zat berbahaya. Meskipun tampak sederhana, bekam menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang telah diakui dari generasi ke generasi, bahkan tercatat dalam riwayat Islam. Apa saja manfaat tersebut, dan bagaimana bekam relevan dalam konteks kesehatan saat ini? Mari kita telaah lebih dalam.
Melancarkan Peredaran Darah dan Mengatasi Nyeri
Salah satu manfaat utama bekam adalah kemampuannya melancarkan peredaran darah. Ketika sirkulasi darah terhambat, berbagai masalah kesehatan dapat timbul, termasuk sakit kepala dan kelelahan. Dengan melakukan bekam, aliran darah di tubuh, termasuk ke area kepala, menjadi lebih lancar, sehingga dapat meredakan sakit kepala dan meningkatkan kewaspadaan.
Lebih dari itu, bekam juga terbukti efektif meredakan berbagai jenis nyeri. Ketegangan otot dan saraf yang kerap menjadi penyebab nyeri dapat diatasi melalui bekam, memberikan efek relaksasi pada tubuh. Manfaat ini tak terbatas pada nyeri otot biasa saja, namun juga mencakup nyeri pinggang, nyeri gigi, migrain, bahkan nyeri akibat masalah encok.
Also Read
Menyeimbangkan Sistem Tubuh
Bekam tidak hanya berfokus pada gejala, tetapi juga berusaha menyeimbangkan sistem tubuh secara keseluruhan. Dalam hal penurunan berat badan, bekam dapat membantu mengeluarkan jaringan lemak melalui pori-pori kulit. Selain itu, bekam juga dapat memperbaiki sistem metabolisme, yang merupakan kunci dalam pembakaran lemak.
Sistem imun yang kuat adalah pondasi kesehatan. Bekam membantu meningkatkan sistem imun dengan melancarkan peredaran darah. Sirkulasi darah yang baik memungkinkan sel-sel imun untuk berfungsi lebih efektif dalam melawan penyakit. Dengan begitu, tubuh menjadi lebih tahan terhadap serangan infeksi.
Detoksifikasi dan Pengeluaran Limbah Tubuh
Bekam sering dikaitkan dengan proses detoksifikasi. Metode ini diyakini mampu mengeluarkan darah kotor, yang mengandung berbagai racun, angin, dan kolesterol. Melalui sayatan kecil di kulit, darah yang mengandung zat-zat berbahaya tersebut akan dikeluarkan, sehingga darah menjadi lebih bersih dan tubuh terhindar dari racun.
Bekam juga berperan dalam mengatasi asam urat, yang merupakan limbah alami tubuh. Sistem limfatik, yang bertanggung jawab dalam pengeluaran limbah, diperkirakan bekerja lebih efektif setelah bekam. Dengan begitu, penumpukan asam urat dalam tubuh dapat dicegah, dan gejala seperti nyeri sendi dapat berkurang.
Penelitian Modern dan Pengakuan Medis
Meskipun telah dipraktikkan selama ribuan tahun, bekam terus diteliti dalam konteks medis modern. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Traditional and Complementary Medicine pada tahun 2015, menemukan bahwa bekam dapat membantu mencegah timbulnya jerawat, herpes zoster, dan meredakan rasa sakit akibat penyakit tersebut.
Bahkan, uji tes dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menunjukkan bahwa bekam bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Ini membuktikan bahwa bekam dapat menjadi terapi komplementer yang efektif untuk membantu penderita hipertensi dalam mengontrol tekanan darah mereka.
Bekam dalam Perspektif Islam
Dalam tradisi Islam, bekam memiliki tempat khusus. Beberapa hadis menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan bekam dan menganjurkannya kepada umatnya. Waktu-waktu tertentu, seperti tanggal 17, 19, atau 21 bulan Hijriyah, dianggap sebagai waktu yang baik untuk melakukan bekam.
Menurut perspektif Islam, bekam bermanfaat untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih segar dan sehat. Ini bukan sekadar ritual, tetapi juga bagian dari upaya menjaga kesehatan yang disetujui oleh agama.
Kesimpulan
Bekam bukan sekadar metode pengobatan tradisional, melainkan sebuah pendekatan holistik untuk kesehatan yang telah teruji oleh waktu. Manfaatnya yang beragam, dari melancarkan peredaran darah hingga detoksifikasi, menjadikannya pilihan yang menarik bagi mereka yang mencari alternatif pengobatan. Meskipun demikian, penting untuk melakukan bekam di bawah pengawasan terapis yang terlatih dan memahami praktik ini dengan baik. Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kondisi medis tertentu sebelum memutuskan untuk mencoba terapi bekam.
Kini, dengan semakin banyak penelitian yang mendukung keefektifan bekam, metode ini semakin diterima sebagai bagian dari pengobatan komplementer yang dapat meningkatkan kualitas hidup.