Dunia seni rupa Indonesia kembali berduka. Kabar wafatnya Abdul Djalil Pirous, atau yang lebih dikenal dengan AD Pirous, pada Selasa (16/4) lalu, menyisakan duka mendalam bagi para pelaku dan pecinta seni di tanah air. Maestro seni rupa ini menghembuskan napas terakhir di usia 92 tahun, tepat pukul 20.00 WIB di RS Borromeus, Bandung. Kepergiannya bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga bagi bangsa Indonesia yang telah ia warnai dengan karya-karya monumental.
AD Pirous bukan sekadar seniman. Ia adalah seorang akademisi yang telah mencetak banyak talenta di bidang seni rupa. Sebagai guru besar di Institut Teknologi Bandung (ITB), tempat ia mengabdikan dirinya, ia tak hanya mengajarkan teknik berkarya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keindahan dan keberanian dalam berkreasi. Kiprahnya dalam mendirikan program studi desain grafis di Fakultas Seni Rupa ITB, serta jabatannya sebagai Dekan pertama fakultas tersebut, menjadi bukti komitmennya dalam memajukan pendidikan seni rupa di Indonesia.
Karya-karya AD Pirous dikenal memiliki ciri khas yang kuat, baik dalam penggunaan warna maupun komposisi. Ia tak hanya terpaku pada satu gaya, namun mampu beradaptasi dan terus bereksplorasi sepanjang kariernya. Ia adalah saksi sejarah seni rupa Indonesia, berkarya mulai dari era kolonial, Orde Lama, Orde Baru, hingga era Reformasi. Karyanya tidak hanya menjadi representasi zamannya, namun juga memuat refleksi diri dan pandangan hidup seorang AD Pirous.
Also Read
Lebih dari sekadar seniman, AD Pirous adalah seorang visioner. Ia adalah salah satu tokoh penting yang merintis dan mendirikan Galeri Nasional Indonesia. Langkah ini menunjukkan pemikirannya yang jauh ke depan, memahami pentingnya ruang apresiasi seni bagi masyarakat. Perannya sebagai Dewan Penasehat Galeri Nasional Indonesia semakin menegaskan kontribusinya dalam perkembangan seni rupa di Indonesia.
AD Pirous telah mengukir prestasi yang luar biasa. Penghargaan yang ia terima, baik dari dalam maupun luar negeri, menjadi bukti pengakuan atas dedikasi dan talentanya. Mulai dari penghargaan karya cetak terbaik di Amerika Serikat, lukisan terbaik dalam Biennale Dewan Kesenian Jakarta, hingga penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari Presiden Republik Indonesia, semuanya adalah bukti bahwa AD Pirous adalah seniman besar yang diakui dunia.
Kepergian AD Pirous tentu saja meninggalkan duka, namun warisan karyanya akan terus hidup. Ia tidak hanya memberikan kita karya seni yang indah, tetapi juga inspirasi untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi bangsa. Serambi Pirous, galeri yang ia dirikan bersama sang istri di usia senja, menjadi simbol semangatnya yang tak pernah padam. Ia akan selalu dikenang sebagai salah satu tokoh penting yang telah membentuk wajah seni rupa Indonesia modern. Selamat jalan, maestro. Karya-karyamu akan selalu menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.