Guratan-guratan halus berwarna putih atau kemerahan, yang akrab disebut stretch mark, seringkali menjadi momok bagi banyak perempuan. Tak hanya saat hamil, kemunculannya bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Lebih dari sekadar masalah estetika, stretch mark adalah sinyal dari perubahan yang terjadi pada tubuh kita. Mari kita bedah lebih dalam mengenai penyebab dan cara mengatasinya.
Genetik: Akar Permasalahan yang Sering Terlupakan
Banyak yang mengira stretch mark hanya muncul saat kehamilan. Padahal, faktor genetik memegang peranan yang sangat signifikan. Jika ibu atau anggota keluarga perempuan lain memiliki stretch mark, kemungkinan besar kamu juga akan mengalaminya. Hal ini menunjukkan bahwa elastisitas kulit dan kemampuannya untuk meregang dipengaruhi oleh warisan genetik. Jadi, jangan salahkan diri sendiri jika stretch mark muncul, mungkin saja itu "hadiah" dari keluarga.
Berat Badan Naik Drastis, Ancaman Stretch Mark Meningkat
Obesitas bukan hanya masalah kesehatan, tapi juga musuh kulit. Kenaikan berat badan yang drastis, terutama saat hamil, memaksa kulit meregang dengan cepat. Serat kolagen dan elastin yang bertugas menjaga elastisitas kulit pun kewalahan, akibatnya muncullah stretch mark. Kombinasi antara perubahan hormon saat hamil dan pertambahan berat badan adalah "paket lengkap" untuk memicu guratan-guratan ini.
Also Read
Pubertas: Masa Pertumbuhan yang Penuh Kejutan
Jangan lupakan masa pubertas, periode pertumbuhan yang seringkali luput dari perhatian. Di masa ini, terjadi perubahan hormon dan pertumbuhan tubuh yang signifikan. Tak heran jika stretch mark juga kerap muncul di masa remaja, terutama pada bagian payudara, paha, dan pinggul. Kulit yang masih muda dan elastis memang tampak kuat, namun jika peregangan terjadi terlalu cepat dan berlebihan, sobekan kecil di bawah permukaan kulit akan menjadi stretch mark.
Bukan Cuma Soal Peregangan, Tapi Juga Perubahan Hormon
Selain faktor-faktor di atas, perubahan hormon juga memainkan peran penting dalam pembentukan stretch mark. Hormon-hormon seperti kortisol, yang meningkat saat stres, dapat menghambat produksi kolagen. Kurangnya kolagen akan membuat kulit lebih rentan terhadap robekan saat meregang.
Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan?
Meskipun stretch mark tidak bisa sepenuhnya dihilangkan, ada beberapa cara untuk meminimalkan penampilannya:
- Jaga Berat Badan Ideal: Pertahankan berat badan yang sehat, terutama saat hamil. Hindari kenaikan berat badan yang terlalu drastis.
- Hidrasi Kulit: Gunakan pelembap secara rutin, terutama di area yang rentan stretch mark. Pilihlah produk yang mengandung bahan-bahan seperti vitamin E, shea butter, dan cocoa butter.
- Pijat Lembut: Pijat area kulit yang berisiko stretch mark dengan gerakan memutar. Pijatan dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan elastisitas kulit.
- Konsumsi Makanan Sehat: Penuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan. Nutrisi yang baik dapat membantu menjaga kesehatan dan elastisitas kulit.
- Eksfoliasi: Lakukan eksfoliasi kulit secara rutin untuk membantu mengangkat sel-sel kulit mati dan merangsang regenerasi kulit.
- Pilihan Perawatan Medis: Jika stretch mark sudah terlanjur parah, konsultasikan dengan dokter kulit. Beberapa perawatan medis seperti laser atau microneedling dapat membantu menyamarkan tampilan stretch mark.
Menerima Diri Apa Adanya
Stretch mark memang bukan kondisi yang ideal, namun penting untuk diingat bahwa ini adalah bagian dari perjalanan hidup. Perubahan pada tubuh adalah hal yang alami, terutama pada perempuan. Daripada terus menerus berfokus pada ketidaksempurnaan, lebih baik fokus pada kesehatan dan mencintai diri sendiri apa adanya. Stretch mark adalah bukti bahwa tubuh kita telah mengalami perubahan dan beradaptasi dengan berbagai kondisi. Hargai prosesnya, dan terima setiap guratan di kulit sebagai bagian dari cerita hidupmu.