Debat seputar imsak dan batas akhir makan sahur kembali menghiasi bulan Ramadan. Pertanyaan klasik, "Apakah imsak masih boleh makan?" terus bergulir di masyarakat. Kesalahpahaman terhadap waktu imsak sebagai penanda wajib berhenti makan dan minum masih sering terjadi. Padahal, pemahaman yang tepat justru bisa menyempurnakan ibadah puasa kita.
Banyak orang terbiasa menjadikan imsak sebagai alarm terakhir untuk menyantap hidangan sahur. Namun, benarkah demikian menurut perspektif ilmu fiqih? Mari kita telaah lebih dalam.
Azan Subuh, Bukan Imsak, Penanda Waktu Puasa Sebenarnya
Berdasarkan berbagai sumber hukum Islam, termasuk penjelasan ulama terkemuka, waktu dimulainya puasa adalah saat terbit fajar, yang ditandai dengan berkumandangnya azan subuh. Imsak, di sisi lain, adalah waktu yang ditetapkan sebagai pengingat atau peringatan menjelang masuknya waktu subuh.
Also Read
Ulama seperti Ustaz Abdul Somad dalam sebuah video ceramahnya, menegaskan bahwa kita masih diperbolehkan makan dan minum setelah imsak hingga azan subuh berkumandang. Hal ini juga didukung oleh hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, yang mengisahkan bahwa Rasulullah SAW mengakhiri sahur kira-kira 50 ayat sebelum azan subuh.
Imsak: Anjuran, Bukan Kewajiban Mutlak
Pandangan ini juga selaras dengan pendapat Imam Al-Mawardi dalam kitab Iqna. Beliau menjelaskan bahwa waktu berpuasa dimulai dari terbit fajar kedua hingga terbenam matahari. Beliau menganjurkan agar orang yang berpuasa menghentikan makan dan minum sedikit lebih awal sebelum terbit fajar sebagai bentuk kehati-hatian dan penyempurnaan ibadah.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa imsak adalah anjuran, bukan kewajiban mutlak. Ia berfungsi sebagai alarm pengingat bagi kita untuk segera menyelesaikan sahur, bukan sebagai garis batas akhir yang mengharamkan makan dan minum.
Bijak Mengelola Waktu Sahur, Bukan Terpaku Pada Imsak
Memahami perbedaan antara imsak dan waktu subuh sangat penting. Terlalu terpaku pada imsak sebagai patokan batas akhir makan sahur bisa jadi justru membuat kita terburu-buru dalam bersantap, sehingga menghilangkan keberkahan dalam momen tersebut.
Sebaiknya, kita lebih fokus pada mempersiapkan sahur dengan tenang dan khusyuk, sambil memperhatikan tanda-tanda waktu subuh yang semakin dekat. Dengan demikian, kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan lebih mantap dan nyaman.
Menyempurnakan Ibadah Puasa dengan Ilmu yang Benar
Perlu diingat, ibadah puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan juga ibadah yang membutuhkan pemahaman dan ilmu yang benar. Memahami perbedaan antara imsak dan waktu subuh merupakan salah satu langkah kecil untuk meraih kesempurnaan dalam berpuasa.
Semoga dengan pemahaman ini, kita semua dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik, penuh keikhlasan, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wallahu a’lam bishawab.