Candi Penataran, atau yang juga dikenal dengan nama Candi Palah dalam kitab Negarakertagama, menyimpan kisah panjang tentang peradaban Hindu di Jawa Timur. Bukan sekadar tumpukan batu kuno, candi ini adalah saksi bisu dari keyakinan, kekuasaan, dan hubungan manusia dengan alam. Jika kamu berencana menjelajahi warisan budaya Indonesia, Candi Penataran wajib masuk dalam daftar kunjunganmu.
Jejak Sejarah dan Latar Belakang Candi
Dibangun pada masa Kerajaan Kediri di bawah pemerintahan Raja Srengga, Candi Palah awalnya berfungsi sebagai tempat pemujaan Hyang Acalapati, manifestasi Dewa Siwa sebagai penguasa gunung. Lokasinya yang berada di lereng barat daya Gunung Kelud bukan tanpa alasan. Pembangunan candi ini dipercaya sebagai upaya untuk memohon perlindungan dan menjauhkan diri dari malapetaka yang mungkin ditimbulkan oleh gunung berapi tersebut.
Berdasarkan prasasti yang ditemukan, pembangunan candi ini diperkirakan dimulai pada awal abad ke-12 Masehi. Candi ini juga memiliki hubungan dengan Kerajaan Majapahit. Raja Hayam Wuruk, penguasa Majapahit, sering memanfaatkan candi ini untuk kegiatan ritual.
Also Read
Lokasi dan Pembagian Area Candi
Kompleks Candi Penataran terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglego, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Tepatnya, di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut, di lereng Gunung Kelud. Secara keseluruhan, area candi ini membentang seluas 13.000 meter persegi dan terbagi menjadi tiga bagian utama: halaman depan, tengah, dan belakang.
- Halaman Depan: Disini kamu akan disambut oleh gerbang masuk yang dijaga oleh dua arca Dwarapala bertahun 1320 M. Selain itu, ada juga bangunan seperti Bale Agung, pendopo teras, dan Candi Candra Sengkala.
- Halaman Tengah: Memasuki halaman tengah, kamu akan menemukan dua arca Dwarapala yang lebih kecil dan lebih tua (1319 M) dari yang di depan. Di bagian ini, terdapat juga Candi Naga dan fondasi bata yang terbagi dua.
- Halaman Belakang: Area ini dianggap paling sakral, karena terdapat bangunan candi utama dan Prasasti Palah. Candi utama memiliki tiga teras bertingkat dengan tinggi 7,19 meter, serta arca Mahakala di setiap sisi tangga. Di belakang candi, terdapat kolam yang dibuat pada tahun 1415 M. Prasasti Palah, yang dibuat oleh Raja Srengga pada tahun 1197 M, mencatat rasa syukur atas keselamatan dari bencana.
Tiket Masuk dan Jam Operasional
Untuk memasuki kompleks Candi Penataran, kamu hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang. Dengan harga yang sangat terjangkau ini, kamu bisa menjelajahi seluruh sudut candi dan menikmati keindahan arsitektur kuno. Candi Penataran buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.
Fasilitas Pendukung
Sebagai destinasi wisata, Candi Penataran juga menyediakan berbagai fasilitas untuk kenyamanan pengunjung, antara lain:
- Bangku panjang di sekitar area candi
- Toilet umum
- Mushola
- Area parkir yang luas
- Pusat kuliner yang menawarkan hidangan khas Blitar
- Pusat oleh-oleh
Pesona Candi Penataran: Lebih dari Sekadar Benda Mati
Candi Penataran bukan hanya sekumpulan batu dan bangunan kuno. Ia adalah sebuah narasi tentang kehidupan, kepercayaan, dan peradaban masa lalu. Mengunjungi candi ini adalah seperti melakukan perjalanan waktu, di mana kita dapat membayangkan bagaimana kehidupan pada masa Kerajaan Kediri dan Majapahit. Arsitektur yang megah, detail relief yang rumit, dan aura spiritual yang kuat, semuanya menyatu menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
Keberadaan Candi Penataran di lereng Gunung Kelud juga mengingatkan kita tentang hubungan erat antara manusia dan alam. Bahwa peradaban besar pun dibangun dengan menghormati kekuatan alam, sambil memohon perlindungan dari bencana.
Jadi, jika kamu mencari destinasi wisata yang tidak hanya indah, tetapi juga kaya akan nilai sejarah dan budaya, Candi Penataran adalah pilihan yang tepat. Jangan lupa untuk membawa kamera untuk mengabadikan setiap momen berharga di tempat bersejarah ini.