Kisah putri yang angkuh dan perjalanannya menemukan jati diri kembali hadir dalam cerita "Putri Melati Wangi". Kita semua pasti pernah mendengar dongeng tentang putri yang cantik, pandai, namun memiliki sikap yang kurang terpuji, bukan? Putri Melati Wangi, dengan suaranya yang merdu dan kecantikannya yang memukau, sayangnya punya sifat sombong dan merendahkan orang lain. Ia menolak melakukan pekerjaan rumah dengan alasan takut tangannya kasar dan kulitnya kotor.
Sejak kecil, Putri Melati Wangi telah dijodohkan dengan Pangeran Tanduk Rusa, seorang pangeran gagah yang gemar berburu. Suatu hari, ketika mengejar kupu-kupu di taman, Melati Wangi tanpa sadar masuk ke dalam hutan dan tersesat. Di sanalah, ia mulai merasakan getirnya hidup. Bajunya compang-camping, kulitnya menghitam, dan ia harus memakan buah-buahan hutan demi bertahan hidup.
Setelah sebulan bertahan di hutan, Putri Melati Wangi bertemu kembali dengan Pangeran Tanduk Rusa. Namun, sang pangeran tak mengenalinya. Wajah Melati Wangi yang dulu cantik jelita kini terlihat kotor dan lusuh. Meski awalnya tak yakin, Pangeran Tanduk Rusa akhirnya membawa Melati Wangi ke kerajaannya.
Also Read
Di kerajaan Pangeran Tanduk Rusa, Melati Wangi ditempatkan di ruangan yang gelap dan kecil. Ia harus melakukan pekerjaan rumah, mulai dari mencuci, menyapu, hingga memasak. Sebuah pengalaman yang sangat kontras dengan kehidupannya sebagai seorang putri kerajaan. Kesulitan demi kesulitan membuat Melati Wangi merenung dan menyesali kesalahannya di masa lalu.
Setelah satu tahun berlalu, Melati Wangi akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Ia menggunakan tabungannya dari hasil bekerja selama di kerajaan Pangeran Tanduk Rusa. Kepulangannya disambut suka cita oleh keluarganya yang telah mengira ia telah meninggal.
Pengalaman di hutan dan di kerajaan Pangeran Tanduk Rusa benar-benar mengubah hidup Melati Wangi. Ia belajar bahwa kecantikan dan kemewahan bukanlah segalanya. Ia menjadi putri yang rajin dan rendah hati. Akhirnya, satu tahun kemudian ia dipersunting oleh Pangeran Tanduk Rusa dan mereka hidup bahagia selamanya.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa kesombongan tidak akan membawa kebaikan. Kadang kala, kita perlu keluar dari zona nyaman dan menghadapi kesulitan untuk belajar menghargai hidup. Perjalanan Putri Melati Wangi mengingatkan kita bahwa pekerjaan rumah tangga adalah hal yang mulia, bukan sesuatu yang harus dihindari. Keterpurukan juga bisa menjadi guru yang baik, mengajarkan kita arti ketabahan dan kesederhanaan. Serta, pandangan pertama tidak selalu menunjukkan kebenaran. Pangeran Tanduk Rusa yang awalnya tidak mengenali Melati Wangi, pada akhirnya tetap memilihnya menjadi pendamping hidup setelah melihat perubahan sikapnya. Ini adalah bukti bahwa karakter dan hati jauh lebih penting dari sekadar penampilan fisik.