Pesugihan Jual Musuh, Antara Mitos dan Realitas Gelap

Annisa Ramadhani

Parenting

Mendengar kata pesugihan, benak kita mungkin langsung melayang pada cerita-cerita mistis dari masa lalu. Namun, di balik tabir kisah nenek moyang, praktik gelap ini konon masih eksis, bahkan dengan wajah yang lebih mengerikan: pesugihan "jual musuh." Bukan lagi sekadar cerita pengantar tidur, tapi rumor yang beredar di antara kita, diselubungi kerahasiaan dan ketakutan.

Fenomena ini bukan lagi sekadar mitos yang bisa ditertawakan. Konon, ada orang-orang yang benar-benar melakukannya, demi mendapatkan kekayaan secara instan. Mereka rela menempuh jalan pintas yang sangat kelam, bahkan bersedia mengorbankan nyawa orang lain. Praktik ini, yang sering disebut "jual musuh," melibatkan pertukaran nyawa dengan imbalan kekayaan.

Lantas, apa sebenarnya "jual musuh" itu? Secara umum, praktik ini diyakini melibatkan perjanjian dengan makhluk gaib. Pihak yang melakukan pesugihan akan "menyerahkan" nyawa musuhnya sebagai tumbal. Musuh dalam hal ini bisa siapa saja, orang yang pernah menyakiti secara lahir dan batin. Persembahan ini bukan main-main karena dipercaya berurusan dengan jin atau bangsa lelembut.

Tidak semua orang bisa melakukan ritual ini. Konon, ada persyaratan yang harus dipenuhi, seperti usia di atas 25 tahun dan kesiapan mental untuk menghadapi risiko yang mengerikan. Prosesnya pun tidak sembarangan, melibatkan perjalanan ke lokasi khusus dan serangkaian ritual yang sangat rahasia.

Motif di balik praktik ini tentu saja beragam. Desakan ekonomi, keinginan untuk mendapatkan kekayaan secara instan, atau bahkan dendam yang membara bisa menjadi pemicunya. Ironisnya, orang yang terjerumus dalam praktik ini seringkali tidak menyadari bahwa mereka sedang mengorbankan diri mereka sendiri. Mereka mungkin mendapatkan kekayaan, namun dengan konsekuensi yang sangat mengerikan.

Pesugihan jual musuh adalah refleksi dari sisi gelap kemanusiaan. Di balik gemerlapnya dunia modern, masih ada praktik-praktik yang sangat mengerikan, yang seolah menjadi pengingat bahwa kejahatan dan keserakahan bisa bersembunyi di balik tabir mitos. Fenomena ini menjadi alarm bagi kita untuk selalu berhati-hati dan tetap menggunakan akal sehat dalam menghadapi kehidupan.

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Dokter Tifa: Profil, Biodata, dan Kontroversi di Balik Ahli Epidemiologi

Annisa Ramadhani

Siapa sebenarnya Dokter Tifa yang namanya seringkali menghiasi linimasa media sosial? Lebih dari sekadar ahli epidemiologi, sosok Tifauzia Tyassuma atau ...

Tinggalkan komentar