Jakarta, [Tanggal Posting] – Kabar mengenai bayi yang mengalami alergi susu sapi memang tak pernah usai. Keluhan kulit gatal dan kering, batuk pilek, hingga diare kerap menghantui para orang tua. Seperti yang dialami seorang ibu yang anaknya berusia 7 bulan, ia harus berjuang mencari solusi setelah dokter mendiagnosis alergi susu sapi. Pilihan susu formula pun menjadi dilema.
Kondisi ini cukup umum terjadi, terutama pada bayi yang sistem pencernaannya belum sempurna. Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Gejala yang muncul bisa beragam, mulai dari masalah kulit seperti ruam dan gatal, gangguan pencernaan seperti diare dan muntah, hingga masalah pernapasan seperti batuk dan pilek.
Dokter anak biasanya merekomendasikan susu formula khusus bagi bayi yang terdiagnosis alergi susu sapi. Beberapa pilihan yang sering disebutkan adalah susu formula hidrolisat ekstensif seperti Pregestimil atau Pepti Junior, dan susu formula asam amino seperti Neocate. Namun, masalah tidak berhenti sampai di situ. Beberapa bayi masih bisa mengalami diare meski sudah mengonsumsi susu formula khusus ini.
Also Read
Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi? Perlu dipahami bahwa setiap bayi memiliki toleransi dan respons yang berbeda terhadap susu formula. Susu hidrolisat ekstensif, yang proteinnya dipecah menjadi ukuran lebih kecil, mungkin masih memicu reaksi alergi pada beberapa bayi yang sangat sensitif. Begitu pula dengan susu formula asam amino, yang proteinnya sudah dipecah menjadi komponen terkecil, tetap saja ada kemungkinan tidak sepenuhnya cocok.
Menemukan Solusi yang Tepat
Langkah pertama yang harus dilakukan orang tua adalah berkonsultasi kembali dengan dokter anak. Dokter akan membantu mengevaluasi kondisi bayi secara menyeluruh. Jika diare masih berlanjut, dokter mungkin akan mempertimbangkan beberapa hal, seperti:
- Perubahan Formula: Dokter bisa merekomendasikan jenis susu formula lain yang lebih sesuai. Mungkin perlu mencoba kombinasi formula atau melakukan percobaan dengan formula alternatif lainnya di bawah pengawasan dokter.
- Pemeriksaan Tambahan: Beberapa bayi mungkin memiliki alergi ganda atau intoleransi makanan lain. Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari tahu penyebab pasti keluhan pada bayi.
- Pendekatan Bertahap: Pengenalan susu formula baru sebaiknya dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Perhatikan respons bayi setelah pemberian. Jika muncul gejala alergi, segera hentikan dan konsultasikan kembali dengan dokter.
- Peran Probiotik: Pemberian probiotik mungkin juga dipertimbangkan untuk membantu menyeimbangkan bakteri baik dalam usus dan mengurangi masalah pencernaan seperti diare. Namun, hal ini tetap harus berada dalam pengawasan dokter.
- Edukasi Orang Tua: Orang tua perlu mendapatkan edukasi yang lengkap mengenai alergi susu sapi, termasuk cara penanganannya, jenis susu formula yang sesuai, serta mengenali gejala-gejala alergi. Hal ini membantu orang tua lebih percaya diri dalam merawat bayi mereka.
Lebih Dari Sekadar Susu Formula
Penting untuk diingat, menangani alergi susu sapi bukan hanya soal mengganti susu formula. Pola makan bayi secara keseluruhan juga perlu diperhatikan. Jika bayi sudah mulai MPASI, perhatikan jenis makanan yang diberikan dan hindari makanan yang berpotensi memicu alergi.
Selain itu, dukungan emosional dan kesabaran orang tua sangat dibutuhkan. Proses mencari formula yang tepat bisa jadi panjang dan melelahkan. Namun, dengan kerja sama yang baik antara orang tua dan dokter, solusi yang tepat pasti akan ditemukan.
Perjalanan orang tua dalam merawat anak dengan alergi susu sapi memang tidak mudah. Namun, dengan pengetahuan yang tepat dan dukungan yang memadai, masa-masa sulit ini pasti bisa dilewati. Orang tua perlu menjadi "ahli" bagi anak mereka sendiri, dengan terus mencari informasi, berkonsultasi dengan ahli, dan yang paling penting, mencintai dan merawat si kecil dengan penuh kesabaran.