Air Susu Ibu (ASI) adalah ‘emas cair’ bagi bayi, sumber nutrisi lengkap yang tak tergantikan. Namun, layaknya makanan lain, ASI juga bisa basi jika tidak ditangani dengan tepat. Mengenali tanda-tanda ASI basi sangat penting untuk memastikan Si Kecil mendapatkan yang terbaik. Jangan sampai, niat memberikan nutrisi malah berujung masalah pencernaan pada bayi.
Lantas, bagaimana cara membedakan ASI yang masih layak konsumsi dan yang sudah basi? Berikut 7 tanda ASI basi yang perlu Bunda waspadai, lengkap dengan ciri-cirinya:
1. Bau Tak Sedap, Bukan Aroma Khas ASI
ASI segar umumnya memiliki aroma yang lembut dan sedikit manis. Jika tercium bau yang menyengat, asam, atau tidak sedap, bisa jadi ASI sudah mulai basi. Bau ini muncul akibat aktivitas bakteri yang mengurai kandungan ASI. Jangan ragu untuk membuang ASI yang berbau aneh.
Also Read
2. Rasa Berubah, Tidak Lagi Manis Alami
Rasa ASI segar cenderung manis alami. Jika saat dicicipi terasa asam, pahit, atau bahkan sedikit logam, ini tanda bahwa ASI sudah tidak segar dan sebaiknya tidak diberikan pada bayi. Perubahan rasa ini juga disebabkan oleh pertumbuhan bakteri dan perubahan kimia dalam ASI.
3. Warna ASI Berubah Drastis
ASI segar biasanya berwarna putih atau sedikit kekuningan. Jika Bunda mendapati ASI berwarna lebih gelap, abu-abu, atau bahkan kehijauan, itu adalah pertanda kuat bahwa ASI sudah tidak layak konsumsi. Perubahan warna ini menandakan adanya proses oksidasi dan pertumbuhan mikroorganisme.
4. Tekstur ASI Tak Lagi Sama
Perhatikan tekstur ASI. ASI basi cenderung mengalami perubahan tekstur, bisa menjadi lebih encer dari biasanya, atau justru menggumpal dan berlendir. Perubahan ini terjadi akibat enzim dan bakteri yang bekerja dalam ASI yang disimpan terlalu lama atau dalam suhu yang tidak tepat.
5. Muncul Endapan atau Partikel Aneh
Adanya endapan atau partikel seperti serpihan di dalam ASI adalah sinyal kuat bahwa ASI sudah basi. Endapan ini bisa berupa protein yang rusak atau sisa-sisa bakteri. Jangan abaikan tanda ini, segera buang ASI tersebut.
6. Bayi Menolak Minum ASI
Bayi adalah penunjuk terbaik kualitas ASI. Jika Si Kecil tiba-tiba menolak menyusu atau meminum ASI yang sudah diperah, bisa jadi ia merasakan perubahan rasa atau bau pada ASI tersebut. Insting bayi seringkali lebih kuat dari kita.
7. Kesalahan Penyimpanan Jadi Penyebab Utama
Penyimpanan ASI yang tidak tepat adalah penyebab paling umum ASI menjadi basi. ASI yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang, tidak disimpan dalam wadah yang bersih, atau disimpan dalam suhu yang tidak sesuai akan mempercepat pertumbuhan bakteri dan membuat ASI cepat basi.
Tips Jitu Mencegah ASI Basi
Agar ASI tetap terjaga kualitasnya, perhatikan tips penyimpanan ASI berikut:
- Wadah Tepat: Gunakan wadah khusus ASI atau botol kaca/plastik food grade yang bersih dan tertutup rapat.
- Label dan Tanggal: Selalu beri label tanggal dan jam perah pada setiap wadah ASI. Gunakan metode first in, first out agar ASI yang lebih lama digunakan terlebih dahulu.
- Suhu Aman: Simpan ASI perah di lemari es dengan suhu 0-4°C dan simpan di freezer jika tidak akan digunakan dalam waktu dekat.
- Higienitas: Cuci tangan dengan bersih sebelum memerah dan mengolah ASI. Jaga kebersihan semua peralatan pompa ASI dan wadah penyimpanan.
- Perhatikan Batas Waktu: ASI yang disimpan di suhu ruang hanya bertahan beberapa jam saja. ASI di kulkas bertahan 3-4 hari, sedangkan di freezer bisa bertahan lebih lama (tergantung jenis freezer).
Dengan memahami tanda-tanda ASI basi dan cara penyimpanan yang tepat, Bunda dapat memastikan Si Kecil selalu mendapatkan asupan ASI terbaik dan terhindar dari risiko gangguan pencernaan. Ingat, ASI adalah investasi terbaik untuk kesehatan dan perkembangan bayi.