Ayah Baru: Canggung di Awal, Luwes Kemudian, Ini Kisah Perjuangannya!

Sarah Oktaviani

Hubungan

Menjadi ayah, sebuah peran yang tak pernah diajarkan di bangku sekolah, seringkali terasa seperti terjun bebas tanpa parasut. Dari seorang pria yang hanya berstatus suami, tiba-tiba harus mengemban tanggung jawab baru: menjadi pelindung, guru, dan teman bagi buah hati. Tak heran jika banyak ayah baru merasa canggung, bahkan melakukan ‘blunder’ di awal-awal perjalanan mereka.

Sama seperti membangun candi dalam semalam, menjadi ayah yang mahir bukanlah proses instan. Ada proses panjang yang harus dilalui, penuh dengan trial and error. Kita sering melihat ayah kita, kakek kita, atau bahkan kakak kita sebagai contoh, tapi setiap ayah tetaplah individu dengan tantangan dan perjuangan uniknya masing-masing.

Bayangkan, sudah diberi ‘briefing’ sedetail mungkin soal perlengkapan bayi, tetap saja ada momen salah tingkah. Tisu basah yang seharusnya mudah dijangkau justru jadi misteri tersembunyi di dalam tas, padahal ada di saku samping. Atau saat mengganti popok, bagian depan malah jadi bagian belakang, bahkan yang dalam malah di luar. Lucu sekaligus bikin geleng-geleng kepala, bukan?

Kecanggungan dan ‘keblunderan’ ini adalah hal yang wajar, bagian dari proses adaptasi. Yang terpenting adalah bagaimana seorang ayah merespons setiap tantangan tersebut. Apakah ia akan menyerah atau justru berusaha mencari solusi? Di sinilah letak pembuktian seorang ayah yang sesungguhnya.

Seperti yang sering terjadi, saat ASI ibu seret karena kelelahan, seorang ayah dengan sigap akan mencari solusi. Bermodalkan googling dan sedikit intuisi, ia akan ‘ngegas’ membeli susu pelancar ASI atau camilan bergizi untuk istri tercinta. Ini adalah bukti bahwa meskipun canggung, seorang ayah selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga.

Perspektif baru juga muncul dari sudut pandang ayah itu sendiri. Seringkali, ibu cenderung panik dan menerka-nerka penyebab penyakit anak. Di sinilah peran ayah sebagai penenang dan pemberi solusi yang rasional. Alih-alih ikut larut dalam kepanikan, seorang ayah akan mengajak ibu untuk segera mencari pertolongan medis agar tidak berlarut-larut dalam kecemasan.

Seiring berjalannya waktu, seiring dengan pengalaman yang didapat, seorang ayah akan bertransformasi. Ia tidak lagi kaku dan takut, tetapi menjadi sosok yang lebih luwes dan adaptif. Ia akan belajar memahami kebutuhan anak, kapan harus bersikap lembut, dan kapan harus tegas. Terlebih saat seorang ayah menghadapi anak perempuan, proses pembelajaran menjadi lebih berkesan dan penuh tantangan.

Menjadi ayah adalah sebuah perjalanan panjang yang tak pernah selesai. Tak ada sekolah khusus untuk menjadi ayah dan ibu. Maka, kesalahan adalah hal yang manusiawi. Yang terpenting adalah bagaimana kita terus belajar, memperbaiki diri, dan memberikan yang terbaik bagi keluarga. Karena pada akhirnya, menjadi ayah yang baik adalah tentang upaya tanpa henti untuk mencintai dan melindungi keluarga.

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Review Azarine Oil Free Brightening Daily Moisturizer: Pelembap Ringan untuk Kulit Berjerawat dan Mencerahkan?

Maulana Yusuf

Mencari pelembap yang tepat untuk kulit berminyak dan berjerawat memang tricky. Terlalu berat bisa bikin pori-pori tersumbat, sementara yang terlalu ...

Tinggalkan komentar