Nama Veda Ega Pratama, pembalap muda berbakat asal Indonesia, kini semakin sering menghiasi pemberitaan dunia balap motor. Bukan tanpa alasan, performanya yang impresif di berbagai ajang, terutama di Idemitsu Asia Talent Cup (IATC), telah mencuri perhatian banyak pihak. Mari kita bedah lebih dalam tentang profil dan perjalanan karir Veda, sosok yang digadang-gadang sebagai penerus kejayaan balap Indonesia.
Veda, yang lahir dari keluarga pembalap, memang seolah ditakdirkan untuk mengaspal. Ayahnya, Sudarmono, adalah pembalap nasional yang aktif di era 2000-an hingga 2015. Tidak heran jika Veda sudah akrab dengan dunia balap sejak usia balita. Bahkan, kecintaannya pada dunia balap sudah terlihat sejak dini. Sang ayah, Sudarmono menuturkan bahwa Veda sudah menunjukkan minat pada motor sejak masih kecil.
Memasuki usia 6 hingga 8 tahun, Veda mengasah kemampuannya di kejuaraan motocross. Namun, di usia 9 tahun, ia beralih ke road race dan terus menggeluti disiplin ini hingga sekarang. Yang menarik, Sudarmono tak hanya membiarkan Veda belajar secara otodidak. Ia juga melatih Veda dengan menggunakan motorsport, belajar dari pengalamannya yang pernah memacu motor gede berkapasitas 600cc. Dengan begitu Veda diharapkan tidak kesulitan ketika menghadapi tunggangan yang lebih besar.
Also Read
Setiap minggunya, Veda juga rutin berlatih di sirkuit permanen di wilayah Boyolali dan Semarang, Jawa Tengah. Latihan keras ini membuahkan hasil. Pada tahun 2021, Veda mendapatkan wild card di Asia Talent Cup saat berlaga di Sirkuit Mandalika dan berhasil finish di posisi ke-8. Ini menjadi pijakan awal bagi Veda untuk melambungkan namanya di kancah internasional.
Perjalanan karir Veda tidaklah mulus tanpa dukungan. Sang ayah, Sudarmono, sangat berperan penting dalam perkembangan Veda sebagai seorang pembalap. Ia tak hanya menjadi pelatih, tapi juga menjadi motivator yang selalu mengingatkan Veda untuk tetap mengutamakan pendidikan. Sudarmono tidak ingin anaknya hanya fokus pada balapan dan mengesampingkan masa mudanya. Sebuah pendekatan yang bijak, menggabungkan antara passion dan kewajiban.
Veda kini bukan lagi sekadar pembalap muda potensial, tetapi juga telah membuktikan dirinya sebagai pesaing yang patut diwaspadai. Prestasi demi prestasi telah diraihnya:
- Pembalap reguler di IATC Qatar 2022 dan berhasil naik podium.
- Finis di posisi ke-2 pada Race 1 IATC Thailand di Sirkuit Chang pada 1 November 2022.
- Menjadi juara 1 pada Race 1 dan 2 IATC 2022 di Sirkuit Internasional Mandalika pada 12-13 November.
Veda juga dikenal sebagai pembalap yang berani dan agresif di lintasan, hingga pernah dijuluki "Marc Marquez dari Indonesia" karena aksinya di IATC Qatar. Julukan ini menjadi bukti bahwa Veda punya potensi besar untuk menjadi pembalap kelas dunia. Selain itu, Veda juga pernah mengikuti ajang balap Astra Honda Racing School dan One Prix di 2019 dan resmi bergabung dengan Astra Racing Team Yogyakarta dan eksis di One Prix di 2021.
Dengan usianya yang masih sangat muda, 14 tahun, Veda Ega Pratama memiliki masa depan yang cerah di dunia balap motor. Kita akan terus melihat perkembangan bakatnya dan berharap Veda dapat mengukir prestasi yang membanggakan bagi Indonesia di kancah internasional. Ia adalah representasi talenta muda Indonesia yang pantas untuk terus kita dukung.