Sosok Tsamara Amany Alatas kembali mencuri perhatian publik, bukan lagi soal drama politik, melainkan perannya sebagai Staf Khusus Kebijakan Publik BUMN. Namun, jauh sebelum posisi tersebut, perjalanan karier perempuan muda ini penuh lika-liku dan warna. Mari kita telusuri lebih dalam!
Tsamara, yang namanya sempat menghiasi pemberitaan sebagai bagian tim sukses pasangan Prabowo-Gibran, ternyata memiliki rekam jejak yang cukup panjang di dunia politik dan kebijakan publik. Sebelum terjun ke pusaran politik praktis, ia sempat merasakan manis pahitnya membangun sebuah organisasi. Tepatnya, pada 2016, Tsamara mendirikan organisasi Perempuan Politik, sebuah wadah yang ia bangun setelah pengalaman magangnya di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) DKI Jakarta.
Pengalaman awal tersebut menjadi modal berharga bagi Tsamara. Ia lantas dipercaya memegang jabatan penting di Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai Ketua DPP bidang eksternal pada 2017. Tak berhenti di situ, pada 2019, Tsamara kembali menunjukkan eksistensinya dengan menjadi juru bicara pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam pemilihan presiden. Ambisinya untuk terjun langsung ke legislatif memang sempat kandas saat itu. Namun, kekalahan tersebut tak membuat langkahnya berhenti.
Also Read
Menyadari pentingnya pengembangan diri, Tsamara memutuskan untuk melanjutkan studi masternya di bidang Public Policy & Media Studies di New York University dengan beasiswa Fulbright. Langkah ini menunjukkan bahwa Tsamara tidak hanya bermodal semangat, tetapi juga berbekal pengetahuan dan pemikiran yang matang. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan master pada Desember 2022, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.
Setelah menanggalkan jabatannya di PSI, Tsamara kini fokus mengembangkan sayapnya di dunia kreatif. Ia menjabat sebagai CEO Altsa Kreatif sejak Agustus 2022. Ini menandakan bahwa Tsamara memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan menjelajahi berbagai bidang.
Penting untuk dicatat, perjalanan Tsamara tidak hanya seputar politik dan karier. Ia juga sempat menjadi sorotan publik terkait kehidupan pribadinya. Tsamara pernah menikah dengan seorang wartawan bernama Ismeth Alatas, namun pernikahan tersebut kandas setelah dua tahun. Kemudian, ia menikah dengan profesor dari New York University, Ismail Fajrie Alatas, pada 2019.
Perjalanan karier Tsamara Amany Alatas menunjukkan bahwa seorang perempuan muda bisa memiliki banyak peran dan bakat. Dari aktivis, politisi, hingga kini menjadi staf khusus BUMN, Tsamara terus menunjukkan kapasitasnya. Dia adalah potret perempuan yang berani mengambil risiko dan tantangan. Sosok yang patut menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya perempuan, untuk tidak takut bermimpi dan meraih cita-cita.
Kehadiran Tsamara di BUMN juga memunculkan pertanyaan, bagaimana ia akan menerapkan keahlian dan pengalamannya dalam kebijakan publik? Tentunya ini menjadi hal yang menarik untuk kita simak dalam perkembangannya ke depan. Bukan tidak mungkin, ke depan Tsamara kembali mengukir jejak karier baru yang lebih gemilang. Mari kita tunggu saja!