Pecinta sepak bola Tanah Air pasti sudah tak asing lagi dengan nama Thoriq Alkatiri. Wasit yang satu ini memang dikenal dengan ketegasannya di lapangan hijau. Namanya belakangan ini kembali mencuat, bukan hanya karena kepiawaiannya memimpin pertandingan, tapi juga karena rekam jejaknya yang menarik. Mari kita bedah lebih dalam sosok wasit berlisensi FIFA ini.
Thoriq Alkatiri, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, bukan lahir dari dunia perwasitan. Siapa sangka, sebelum meniup peluit dan mengacungkan kartu, ia pernah menjadi bagian dari sebuah tim sepak bola. Thoriq muda ternyata sempat membela kesebelasan Purwakarta di ajang Piala U-17. Sayang, cedera menghentikan impiannya menjadi pemain profesional. Namun, kecintaannya pada sepak bola tidak luntur. Ia kemudian beralih haluan menjadi wasit, sebuah keputusan yang tampaknya tepat dan membawanya pada kesuksesan.
Ketegasan Thoriq di lapangan memang sudah menjadi ciri khasnya. Ia tak segan memberikan kartu kuning hingga kartu merah kepada pemain yang melanggar aturan. Statistik membuktikan, dari 66 pertandingan yang ia pimpin, sudah ada 234 kartu kuning yang dikeluarkan, dan 13 pemain harus terusir dari lapangan akibat kartu merah dari sakunya. Angka yang fantastis dan menunjukkan bagaimana Thoriq tidak main-main dalam menegakkan aturan.
Also Read
Perjalanan karier Thoriq tidak instan. Lisensi FIFA yang ia kantongi bukan diperoleh secara cuma-cuma. Ia menempuh pendidikan dan pelatihan, hingga akhirnya berhasil meraih lisensi Premier Skills Referee Level 3 pada tahun 2014. Lisensi ini menjadi bukti bahwa Thoriq memang memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tak perlu diragukan lagi. Artinya, ia memiliki izin resmi dan kapabilitas untuk memimpin pertandingan di level yang lebih tinggi.
Thoriq Alkatiri bukan sekadar wasit. Ia adalah simbol dari integritas dan ketegasan dalam sepak bola Indonesia. Ia menunjukkan bahwa seorang wasit bukan hanya bertugas meniup peluit, tapi juga memastikan agar pertandingan berjalan adil dan sesuai aturan. Perjalanan kariernya dari seorang pemain U-17 yang sempat cedera hingga menjadi wasit berlisensi FIFA adalah bukti bahwa kesuksesan bisa diraih dengan kerja keras dan dedikasi. Thoriq menjadi contoh bahwa kegagalan di satu bidang tidak menghentikan seseorang untuk meraih kesuksesan di bidang lain. Ia adalah inspirasi bagi banyak orang, khususnya para anak muda yang punya mimpi di dunia sepak bola.
Thoriq mungkin bukan satu-satunya wasit yang tegas, tapi ia telah mencatatkan namanya sebagai salah satu wasit terbaik di Indonesia. Dengan rekam jejaknya, Thoriq Alkatiri layak menjadi panutan bagi para wasit muda dan juga para pemain sepak bola. Ketegasannya bukan untuk ditakuti, tapi untuk menjadi pengingat bahwa aturan harus ditegakkan demi terciptanya pertandingan yang fair dan berkualitas. Bagaimana menurutmu? Apakah kamu juga mengagumi ketegasan dan profesionalisme Thoriq Alkatiri?