Tanta Ginting, nama yang mungkin sudah tak asing lagi di telinga para pecinta film Indonesia. Aktor serba bisa ini dikenal dengan kemampuan aktingnya yang kuat, serta pesonanya yang karismatik. Namun, tahukah Anda bahwa di balik kesuksesannya di dunia hiburan, Tanta menyimpan kisah perjalanan hidup yang menarik? Mari kita bedah lebih dalam profil dan fakta menarik Tanta Ginting.
Lahir di Jakarta, Berakar Karo, Merantau ke Amerika
Lahir di Jakarta dari pasangan Simson Ginting dan Murni Tarigan, Tanta mewarisi darah Karo yang kental. Sejak kecil, bakat seninya sudah terlihat. Ia gemar menari, menyanyi, dan belajar memainkan alat musik seperti gitar dan drum. Namun, jalan hidupnya sempat membawanya ke arah yang berbeda.
Pada tahun 1994, keluarganya memutuskan untuk hijrah ke Amerika Serikat. Di sana, Tanta menempuh pendidikan di Orange High School California dan melanjutkan ke DeVry University dengan mengambil jurusan teknik elektronika. Masa-masa di Amerika tak selalu mudah. Keterbatasan berbahasa Inggris membuatnya merasa terasing dan lebih memilih untuk menyendiri.
Also Read
Dari Teknisisi Elektronik ke Panggung Hiburan
Setelah lulus kuliah, Tanta sempat bekerja sebagai teknisi elektronik di perusahaan multinasional seperti Northrop Grumman dan Fanuc. Ia pun sempat bergabung dengan grup musik Fourwall dan merilis album "Lifetime" di tahun 2007. Namun, di balik semua kesuksesannya di bidang teknik, hatinya tetap terpaut pada dunia seni.
Puncaknya, di tahun 2008, Tanta mengambil keputusan besar. Ia meninggalkan pekerjaannya di Amerika dan kembali ke Indonesia untuk mengejar mimpinya di dunia hiburan. Keputusan ini tentu tidak mudah, mengingat orang tuanya tidak sepenuhnya mendukung.
Titik Balik dan Pengakuan di Dunia Peran
Keputusannya terbukti tepat. Tahun 2009, Tanta mendapat tawaran untuk mengikuti audisi drama musikal "Gita Cinta the Musical" dan berhasil lolos. Ini menjadi awal mula karirnya di dunia seni peran. Setelah itu, ia terus mengasah kemampuan aktingnya dengan terlibat dalam berbagai proyek, termasuk drama musikal ‘Laskar Pelangi’.
Tanta juga pernah menjadi presenter acara realitas ‘Tarung’ di Kompas TV. Namun, pengakuan terbesar datang ketika ia mendapat peran sebagai Sutan Sjahrir dalam film "Soekarno: Indonesia Merdeka". Perannya dalam film ini mengantarkannya pada penghargaan Pemeran Pembantu Pria Terpuji di Festival Film Bandung 2014 dan Aktor Pendatang Baru Terbaik di Piala Maya 2014. Sejak saat itu, karier aktingnya semakin bersinar dan ia membintangi sejumlah film ternama.
Bukan Hanya Aktor, Tanta Juga Seorang Musisi
Selain akting, Tanta juga aktif dalam dunia musik. Ia membentuk grup musik bernama Arah bersama Roy Sungkono, Gilbert Pohan, dan Azizah Hanum pada tahun 2019. Kecintaannya pada musik dan kemampuan bermain alat musik dari kecil membuatnya tak pernah meninggalkan dunia ini.
Fakta Menarik Lain Tanta Ginting:
- Pilih Film Dibanding Sinetron: Tanta lebih memilih untuk berperan dalam film dibandingkan sinetron. Baginya, film memberikan ruang eksplorasi karakter yang lebih dalam.
- Otodidak Bermusik: Tanta belajar bermain gitar dan drum secara otodidak. Kecintaannya pada musik membuatnya terus belajar dan mengembangkan bakatnya.
- Peraih Penghargaan: Ia telah meraih berbagai penghargaan bergengsi di dunia perfilman Indonesia, termasuk Pemeran Pembantu Pria Terpuji di Festival Film Bandung (2014 & 2016) dan Aktor Pendukung Terbaik Genre Film Horror di Festival Film Wartawan Indonesia (2022).
Insight:
Tanta Ginting adalah contoh nyata bahwa passion dan kegigihan dapat membawa seseorang meraih kesuksesan. Keputusan berani untuk meninggalkan zona nyaman sebagai insinyur elektronik dan mengejar impian di dunia hiburan membuktikan bahwa pilihan hidup yang didasari hati dan kemauan yang kuat dapat menghasilkan karya-karya luar biasa. Tanta juga menunjukkan bahwa bakat tidak hanya datang dari pendidikan formal, tetapi juga dari kemauan untuk belajar secara otodidak dan terus mengasah diri.
Kisah Tanta Ginting ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk berani mengambil risiko dan mengejar impian, apapun jalannya. Kesuksesannya juga mengingatkan kita bahwa keberhasilan tak hanya diukur dari pencapaian materi, tetapi juga dari kemampuan untuk menghidupi passion dan memberikan kontribusi positif bagi orang lain melalui karya-karya seni.