James Arthur, nama yang tak asing lagi di telinga para pencinta musik galau, kembali menghadirkan lagu yang sukses membuat pendengarnya terhanyut dalam lautan emosi. Setelah lagu "Impossible" yang sempat meledak dan melambungkan namanya di X Factor UK, kini "Sleepwalking" menjadi anthem baru bagi mereka yang sulit move on dari mantan kekasih. Lagu ini bukan sekadar rangkaian nada, melainkan sebuah potret jujur tentang rasa sakit kehilangan dan terjebak dalam kenangan.
Lebih dari Sekadar Rindu: Mengurai Makna Lirik "Sleepwalking"
"Sleepwalking" bukan hanya tentang kerinduan biasa. James Arthur dengan lihai melukiskan bagaimana seseorang bisa terus-menerus terjebak dalam ingatan masa lalu, seolah-olah berjalan dalam tidur (sleepwalking). Lirik-liriknya menggambarkan kontras antara masa indah dulu dan getirnya kenyataan saat ini.
Penggalan lirik "You brought the sun, and I brought the moonlight" menggambarkan bagaimana perbedaan karakter yang justru saling melengkapi di masa lalu. Namun, kini, perbedaan itu menjadi jurang pemisah yang sulit diatasi. Penggunaan metafora seperti "haze on a summer night" memberikan kesan betapa indahnya kenangan itu, sekaligus betapa sulitnya untuk kembali menggapainya.
Also Read
Rasa kehilangan begitu mendalam hingga membuat sang tokoh merasa "sleepwalking," seolah hidup tanpa kesadaran penuh karena terus dibayangi mantan kekasih. Ia bertanya-tanya, "But do I ever cross your mind?" sebuah pertanyaan yang menusuk kalbu, memperlihatkan keraguan dan harapan kecil akan perhatian dari sang mantan.
Dilema Cinta: Antara Melepas dan Bertahan
Dilema antara keinginan untuk melepas dan ketidakmampuan untuk melupakan juga tergambar jelas dalam lirik "I don’t wanna let you go, but I know, I know since we lost it, I’m sleepwalking." Ini adalah konflik batin yang sering dialami banyak orang ketika menghadapi patah hati. Ada keinginan untuk maju, namun kenangan dan perasaan yang belum sepenuhnya padam membuat mereka seperti berjalan dalam mimpi, terperangkap dalam siklus nostalgia.
Penggunaan kata "medicate" dalam lirik "So I medicate just to numb the pain" menyiratkan bahwa rasa sakit ini begitu kuat hingga membutuhkan "obat" untuk meredakannya. Ini bisa diartikan sebagai upaya untuk melupakan, atau bahkan mencari pelarian sementara, agar tidak terus-menerus terperangkap dalam kesedihan.
Sentuhan Musik yang Memperdalam Emosi
Tidak hanya lirik yang menyentuh, aransemen musik dalam "Sleepwalking" juga berperan penting dalam membangun atmosfer galau yang kental. Melodi yang sendu, dipadukan dengan vokal khas James Arthur yang penuh penghayatan, mampu membawa pendengar masuk ke dalam pengalaman emosional yang diceritakan dalam lagu ini.
"Sleepwalking": Lebih dari Sekadar Lagu Galau Biasa
"Sleepwalking" bukan sekadar lagu galau biasa. Lagu ini adalah representasi jujur tentang fase-fase yang sering dialami ketika patah hati: kerinduan, penyesalan, dan ketidakmampuan untuk move on. James Arthur berhasil merangkai kata-kata dan nada sedemikian rupa sehingga pendengar dapat merasa terhubung secara emosional dengan cerita yang disampaikannya. Lagu ini juga menjadi pengingat bahwa setiap orang punya cara yang berbeda dalam menghadapi patah hati, dan tidak ada yang salah dengan merasa terpuruk dalam kenangan, asalkan kita tidak terjebak di dalamnya terlalu lama.
Bagi kamu yang sedang mengalami fase "sleepwalking" dalam percintaan, lagu ini mungkin bisa menjadi teman dalam kesendirian. Atau, mungkin juga bisa menjadi pengingat bahwa ada saatnya untuk terbangun dari mimpi dan memulai lembaran baru.