Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW bukan sekadar kisah spiritual, tetapi juga perjalanan melintasi batas-batas pemahaman manusia. Salah satu titik krusial dalam perjalanan tersebut adalah Sidratul Muntaha, sebuah tempat yang menyimpan misteri mendalam. Apa sebenarnya Sidratul Muntaha? Di mana letaknya? Dan bagaimana bentuknya? Mari kita bedah lebih dalam.
Sidratul Muntaha: Batas Akhir Alam Semesta?
Sidratul Muntaha sering disebut sebagai "puncak terjauh" atau "batas akhir" dari segala ciptaan. Dalam konteks perjalanan Isra Miraj, tempat ini menjadi saksi bisu pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT. Di sinilah perintah salat lima waktu diturunkan, sebuah kewajiban yang menjadi tiang agama Islam.
Beberapa tafsir Al-Quran menyebutkan bahwa Sidratul Muntaha adalah titik ujung alam semesta, sebuah batas yang bahkan malaikat Jibril pun tak mampu melintasinya. Keistimewaan Nabi Muhammad SAW terletak pada izin Allah untuk memasuki wilayah ini dan menyaksikannya secara langsung, menjadikannya satu-satunya manusia yang pernah mencapai titik ini.
Also Read
Perdebatan Soal Lokasi: Langit Ketujuh atau Lebih dari Itu?
Menentukan lokasi Sidratul Muntaha bukanlah hal mudah. Tidak ada keterangan eksplisit yang memberikan koordinat pasti. Namun, sebagian besar hadis menyebutkan bahwa Sidratul Muntaha berada di langit ketujuh, lapisan langit tertinggi dalam kosmologi Islam.
Beberapa riwayat lain menggambarkan Sidratul Muntaha sebagai pohon yang menancap di langit keenam, dengan cabangnya menjulang hingga langit ketujuh. Lokasinya juga disebutkan dekat dengan surga, mengisyaratkan kedekatannya dengan kemuliaan dan rahmat Allah. Perdebatan ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang Sidratul Muntaha tidak hanya sebatas lokasi fisik, tetapi juga dimensi spiritual dan metafisik.
Bentuk Misterius: Pohon Bidara di Ujung Semesta?
Bentuk Sidratul Muntaha juga menjadi misteri tersendiri. Tidak ada deskripsi konkret yang dapat memberikan gambaran visual yang jelas. Namun, interpretasi dari bahasa Arab, kata "sidrat" mengacu pada pohon bidara. Pohon yang dikenal tumbuh di daerah kering, dengan manfaat yang beragam, mulai dari buahnya yang dapat dikonsumsi, daunnya untuk memandikan jenazah, hingga kulit kayu dan akarnya sebagai obat.
Penggambaran Sidratul Muntaha sebagai pohon bidara mungkin bukan semata-mata bentuk fisik, tetapi juga simbolisme. Pohon bidara yang kuat dan bermanfaat bisa jadi melambangkan kokohnya iman dan keberkahan yang hadir di dekat Sidratul Muntaha.
Lebih dari Sekadar Tempat: Makna Spiritual Sidratul Muntaha
Terlepas dari perdebatan mengenai letak dan bentuknya, Sidratul Muntaha memiliki makna spiritual yang mendalam. Tempat ini menjadi pengingat akan kebesaran Allah SWT, keistimewaan Nabi Muhammad SAW, dan batas kemampuan manusia untuk memahami rahasia penciptaan.
Sidratul Muntaha mengajak kita untuk merenungkan hakikat eksistensi, mengagumi keagungan Tuhan, dan menyadari bahwa ada banyak hal di alam semesta ini yang melampaui batas pemikiran dan pemahaman kita. Kisah Isra Miraj dan Sidratul Muntaha bukan hanya sejarah, tetapi juga sumber inspirasi dan refleksi spiritual yang tak pernah usang.