Sholawat, bukan sekadar lantunan pujian. Bagi umat Muslim, ia adalah jembatan spiritual menuju Nabi Muhammad SAW, ekspresi cinta, dan permohonan perlindungan. Di antara ragam sholawat, terselip Sholawat Asyghil, sebuah doa yang mendalam, sarat makna perjuangan dan harapan akan pertolongan Ilahi.
Sejarah dan Esensi Sholawat Asyghil
Dilantunkan pertama kali oleh Imam Ja’far Ash-Shodiq, di tengah gejolak Dinasti Umayyah, Sholawat Asyghil lahir sebagai permohonan kepada Allah SWT. Bukan sekadar pujian, sholawat ini memuat harapan agar orang-orang zalim disibukkan dengan kezaliman mereka sendiri, sehingga tidak lagi menyakiti orang lain. Nama lain yang disematkan, seperti Sholawat Zhalimin, Sholawat Salimin, dan Sholawat Sibuk, menegaskan esensi perjuangan melawan kezaliman. Di Indonesia, sholawat ini seringkali menggema di masjid saat menjelang waktu Zuhur, menjadi pengingat akan pentingnya keadilan dan perlindungan dari keburukan.
Lafal dan Makna Mendalam
Berikut lafal Sholawat Asyghil:
Also Read
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَشْغِلِ الظَّالِمِيْنَ بِالظَّالِمِيْنَ وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِيْنَ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa asyghilidz dzoolimiina bidz dzoolimiina wa akhrijnaa min bainihim saalimiina wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang dzalim agar mendapat kejahatan dari orang dzalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan limpahkanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.”
Lebih dari sekadar kata-kata, sholawat ini adalah ungkapan kerinduan akan keadilan dan kedamaian. Ia adalah permohonan agar orang-orang yang berbuat zalim tidak lagi menebar keburukan, dan bagi orang-orang yang tertindas diberikan keselamatan.
Berkah dan Keutamaan Sholawat Asyghil
Keutamaan sholawat secara umum telah banyak diriwayatkan dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda bahwa barangsiapa yang bersholawat sekali, maka Allah akan membalasnya dengan 10 sholawat, menggugurkan dosa, dan mengangkat derajatnya. Sholawat Asyghil, sebagai bagian dari amalan sholawat, juga memiliki keberkahan tersendiri.
Selain janji penghapusan dosa dan peningkatan derajat, sholawat ini diyakini dapat mempermudah urusan dunia dan akhirat. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa membaca sholawat 100 kali sehari dapat mengabulkan 100 hajat, dengan 70 di akhirat dan 30 di dunia. Bukan hanya itu, sholawat juga dipercaya membuka pintu rezeki bagi mereka yang rutin mengamalkannya.
Lebih Dari Sekedar Lantunan
Sholawat Asyghil bukan sekadar rangkaian kata yang dilantunkan. Ia adalah doa yang dipanjatkan dengan penuh harap. Ia adalah seruan untuk keadilan dan perdamaian. Di tengah hiruk pikuk kehidupan, di tengah ketidakadilan dan kezaliman yang mungkin terjadi di sekitar kita, sholawat ini menjadi pengingat untuk senantiasa berserah diri kepada Allah SWT dan memohon perlindungan-Nya.
Mengamalkan Sholawat Asyghil bukan hanya tentang mengejar berkah, tetapi juga tentang merawat hati agar tetap peka terhadap ketidakadilan, dan berupaya menghadirkan kebaikan di dunia. Ini adalah sholawat yang mengajarkan kita untuk berani melawan kezaliman, dengan tetap mengedepankan kelembutan dan ketulusan dalam berdoa. Dengan mengamalkan sholawat ini, kita berharap tidak hanya diri kita yang mendapatkan perlindungan, tetapi juga seluruh umat manusia. Sholawat Asyghil adalah bukti cinta kepada Nabi, harapan akan keadilan, dan permohonan perlindungan dari keburukan.