Agustus telah berlalu, dan mungkin sebagian dari kita masih terngiang-ngiang lagu "august" milik Taylor Swift. Namun, kini September tiba, dan ada satu lagu yang rasanya wajib masuk playlist kita: "Wake Me Up When September Ends" dari Green Day. Bukan sekadar lagu rock biasa, ada kisah pilu yang mendalam di baliknya.
Dirilis pada tahun 2004, lagu ini bukan sekadar deretan lirik yang disusun asal-asalan. Ia adalah curahan hati Billie Joe Armstrong, vokalis Green Day, tentang rasa kehilangan mendalam. Ayah Billie meninggal dunia pada bulan September, dan lagu ini menjadi cara baginya untuk mengungkapkan kepedihan dan trauma yang ia rasakan. Judulnya sendiri, "Wake Me Up When September Ends," adalah sebuah pengakuan, sebuah harapan untuk melewati bulan yang selalu mengingatkannya pada tragedi tersebut.
Lirik-liriknya sederhana, namun penuh makna. Bait seperti "Musim panas telah datang dan berlalu/Orang yang tidak bersalah tidak akan pernah bisa bertahan lama" menggambarkan betapa cepatnya waktu berlalu dan betapa rapuhnya kehidupan. Frasa "Seperti adanya ayahku yang sebentar" jelas menunjukkan betapa singkat kebersamaannya dengan sang ayah, sebuah kehilangan yang sangat membekas.
Also Read
Lebih dari sekadar ungkapan kesedihan, "Wake Me Up When September Ends" juga menyiratkan harapan untuk terlepas dari siklus kesedihan yang terus berulang. Ia ingin "dibangunkan" ketika bulan September usai, seolah-olah ia ingin melompat melewati masa-masa yang penuh kenangan pahit. Ini adalah perasaan yang mungkin dirasakan banyak orang yang pernah mengalami kehilangan, bagaimana waktu terasa begitu lambat saat duka menyelimuti.
Lagu ini bukan hanya tentang kehilangan, tetapi juga tentang bagaimana kita berdamai dengan masa lalu dan terus melangkah maju. Ada pengakuan tentang rasa kehilangan yang tak akan pernah terlupakan ("Tapi tak pernah lupa yang hilang dariku") namun juga ada semangat untuk tetap menjadi diri sendiri ("Menjadi diri kita sendiri").
Lagu ini menjadi pengingat bahwa setiap orang punya cara masing-masing untuk menghadapi kesedihan. Bagi Billie Joe Armstrong, musik adalah cara untuk mencurahkan isi hatinya, untuk berteriak di tengah kesunyian. "Wake Me Up When September Ends" adalah lebih dari sekadar lagu, ia adalah sebuah memorial, sebuah pengingat, dan sebuah teman bagi siapa saja yang tengah berjuang melewati masa-masa sulit.
Bagi kamu yang baru pertama kali mendengarkan atau sudah lama menyimpan lagu ini di playlist, "Wake Me Up When September Ends" adalah lagu yang selalu relevan. Di bulan September ini, biarkan lagu ini menemani, menghibur, dan mengingatkan kita bahwa kita tidak sendiri. Biarkan liriknya mengalir, dan temukan kekuatan di dalamnya.