Realisme Idrus: Dari Romansa ke Satire di Masa Pendudukan Jepang

Dea Lathifa

Serba Serbi Kehidupan

Karya Idrus, "Dari Ave Maria sampai Jalan lain ke Roma," bukan sekadar kumpulan cerpen, melainkan sebuah kronik perjalanan seorang penulis dan masyarakat Indonesia di masa transisi. Kumpulan cerpen ini membentang dari masa pendudukan Jepang hingga awal kemerdekaan, menampilkan evolusi gaya penulisan Idrus dan pergolakan sosial yang terjadi. Mari kita telaah lebih dalam bagaimana Idrus menangkap realitas zamannya.

Romansa yang Terselubung di Bawah Bayang-Bayang Jepang

Bagian awal, "Zaman Jepang," dibuka dengan "Ave Maria," sebuah cerpen yang masih kental aroma romansa. Namun, di sini pun Idrus sudah menunjukkan keunikan gaya berceritanya. Ia tidak hanya menjadi narator, tetapi juga karakter "Aku" yang berinteraksi dengan tokoh Zulbahri. Teknik ini membuat pembaca seolah-olah ikut dalam percakapan, merasakan langsung pengalaman tokoh. Bahkan, kisah ini kemudian diadaptasi menjadi naskah drama "Kejahatan Membalas Dendam" yang meskipun masih berbalut kisah cinta segitiga, nuansa propaganda Jepang mulai terasa. Kita seperti diajak melihat bahwa bahkan dalam kisah cinta pun, ada nuansa politis yang tak bisa diabaikan.

Corat-Coret di Bawah Tanah: Idrus Menyuarakan Realitas yang Pahit

Bagian "Corat-Coret di Bawah Tanah" adalah titik balik dalam karya Idrus. Di sini, ia menjelma menjadi pengamat yang tajam, melukiskan kehidupan rakyat dengan kacamata realis-humoris. Dalam "Kota-Harmoni", misalnya, trem bukan hanya menjadi transportasi, tetapi juga miniatur masyarakat dengan segala dinamika kekuasaan Jepang dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari. Idrus tidak segan-segan menggambarkan penderitaan dan kemiskinan dalam "Jawa Baru". Ia tidak lagi menghadirkan tokoh sentral, melainkan berperan sebagai narator dan pemberita, seolah ingin menyampaikan bahwa penderitaan ini adalah milik semua orang.

Ironi dan satire menjadi senjata utama Idrus. Dalam "Heiho," kita melihat bagaimana kebanggaan rakyat menjadi Heiho, padahal mereka hanya menjadi alat Jepang. Kritik Idrus terhadap masyarakat yang belum sadar bahwa Jepang adalah musuh sangat terasa. Lewat "Pasar Malam Zaman Jepang," "Sanyo," "Fujinkai," hingga "Oh…Oh…Oh," Idrus berhasil membuat pembaca tertawa, meringis, dan merasa kasihan sekaligus. Ini adalah potret masyarakat yang sedang berjuang bertahan hidup di tengah kesulitan, namun juga dengan pemikiran yang masih belum terbuka. Gaya penceritaan Idrus yang realistis-humoris ini, seperti yang dikatakan H.B. Jassin, adalah kekhasannya.

Setelah 17 Agustus: Revolusi yang Tak Sempurna

Bagian "Sesudah 17 Agustus 1945" adalah refleksi Idrus terhadap kemerdekaan yang baru diraih. Dalam "Surabaya," ia mengkritik berbagai kepincangan yang terjadi dalam revolusi. Kita diajak untuk melihat bahwa kemerdekaan bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjuangan baru. "Jalan Lain ke Roma" menjadi penutup yang manis. Kisah ini adalah sintesis dari romantisme dan realisme yang sebelumnya hadir. Tokoh Open, yang mencari jati diri, akhirnya menemukan kedewasaan. Ini mungkin pesan Idrus bahwa bangsa Indonesia juga perlu terus berkembang dan dewasa dalam berpikir dan bersikap.

Lebih dari Sekadar Cerpen

"Dari Ave Maria sampai Jalan lain ke Roma" bukan sekadar kumpulan cerpen yang menghibur, melainkan catatan sejarah yang penting. Idrus tidak hanya mengisahkan peristiwa, tetapi juga menelanjangi realitas sosial dan psikologis masyarakat Indonesia pada masa itu. Ia mengajak kita untuk melihat bahwa kehidupan tidak selalu hitam putih, ada banyak abu-abu di dalamnya. Karya Idrus adalah cermin bagi kita untuk belajar dari masa lalu, agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dia bukan hanya seorang penulis, tetapi juga saksi zaman yang berani menyuarakan kebenaran dengan cara yang khas dan tak terlupakan.

Baca Juga

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

Somebody Pleasure Aziz Hendra, Debut yang Mengoyak Hati Lewat Nada

Maulana Yusuf

Lagu "Somebody Pleasure" dari Aziz Hendra mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, di kalangan pengguna TikTok, lagu ini ...

Arya Mohan: Dari Anak Sekolah Gemas Hingga Bodyguard Jahil di Private Bodyguard

Sarah Oktaviani

Aktor muda Arya Mohan kini tengah mencuri perhatian publik lewat perannya sebagai Helga dalam serial "Private Bodyguard". Kemunculannya menambah daftar ...

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

Musik DJ Paling Enak Didengar: Sensasi 2024 dengan Sentuhan Remix Lokal

Maulana Yusuf

Musik DJ terus berevolusi, dan di tahun 2024 ini, trennya semakin menarik untuk diikuti. Jika di tahun-tahun sebelumnya kita disuguhi ...

Tinggalkan komentar