Kota Mekkah, jantung umat Islam, menyimpan sebuah bangunan suci yang megah: Masjidil Haram. Di sekelilingnya menjulang gunung-gunung yang menjadi saksi bisu sejarah, seperti Abu Qubais, Ajyad, Omar, dan Hindi. Masjid ini bukan hanya sekadar bangunan, tapi juga pusat kegiatan ibadah yang menampung jutaan umat dari seluruh penjuru dunia.
Mungkin ada yang bertanya, benarkah pintu Masjidil Haram hanya tujuh? Faktanya, jumlah pintu masjid ini jauh lebih banyak dari itu. Sebelum revitalisasi, Masjidil Haram memiliki sekitar 120 pintu, masing-masing dengan nama yang unik, seperti Bab Shafa, Ali, Alfath, Marwah, Umrah, dan Abu Bakar Shidiq. Penamaan ini bertujuan untuk memudahkan jemaah mengingat dan mengidentifikasi pintu yang mereka gunakan. Namun, luasnya masjid yang mencapai lebih dari 388.375 meter persegi membuat navigasi menjadi tantangan tersendiri.
Saat ini, pintu-pintu Masjidil Haram dikelompokkan berdasarkan fungsi dan lokasinya. Ada lima pintu masuk utama yang perlu diketahui:
Also Read
- Bab King Fahad (nomor 70 hingga 93): Kelompok pintu ini mengarah ke area masjid baru, hasil revitalisasi, dan terletak dekat dengan Hotel Dar at Tauhid Continental dan Zam-zam Tower.
- Bab Umrah: Salah satu pintu masuk utama yang sering dilewati jemaah.
- Bab King Abdul Aziz: Pintu masuk penting lainnya yang mengarah ke area masjid baru.
- Bab King Abdullah: Pintu masuk besar yang memfasilitasi akses ke area masjid yang telah direvitalisasi.
- Bab Safa Marwah (nomor 20 sampai 25): Kelompok pintu ini diperuntukkan bagi jemaah yang menginap di wilayah yang agak jauh dari masjid, seperti Mafazin, Aziziyah, dan Raudhah. Biasanya, tersedia bus merah atau hijau untuk mengangkut jemaah dari dan ke pintu-pintu ini.
Beberapa nama pintu lain yang sering disebut adalah Bab Fath, Bab Shafa, Bab Ali, Bab Marwa, Bab Hudaybiyah, Bab Madinah, Bab Al-Haram, dan Bab Makkah. Masing-masing pintu ini memiliki peran penting dalam mengatur arus jemaah yang keluar masuk masjid.
Meskipun jumlahnya banyak, pintu-pintu ini bukan sekadar gerbang masuk. Mereka adalah bagian dari sistem navigasi yang kompleks di dalam Masjidil Haram. Dengan luasnya area dan banyaknya jemaah, pemahaman akan lokasi pintu-pintu ini sangat membantu. Bayangkan jika setiap orang harus mengandalkan perkiraan saja, tentu akan sangat membingungkan, apalagi bagi mereka yang baru pertama kali berkunjung.
Jadi, pintu Masjidil Haram tidak hanya tujuh. Jumlahnya sangat banyak dengan fungsi dan penamaan yang spesifik. Informasi ini penting, terutama bagi para jemaah haji dan umroh. Dengan memahami seluk-beluk pintu masuk, ibadah di Masjidil Haram akan terasa lebih lancar dan khusyuk. Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tapi juga cerminan sejarah dan peradaban Islam. Memahami setiap detailnya, termasuk pintu-pintunya, adalah bagian dari menghargai kekayaan warisan ini.