OCD: Bukan Sekadar Perfeksionis, Ini Gangguan Mental yang Perlu Dipahami

Dea Lathifa

Serba Serbi Kehidupan

Pernahkah kamu merasa harus mencuci tangan berkali-kali meski tanganmu sudah bersih? Atau mungkin kamu selalu memastikan pintu terkunci hingga beberapa kali sebelum benar-benar bisa tenang? Jika iya, mungkin ada baiknya kamu mulai mengenali lebih dalam tentang OCD atau Obsessive Compulsive Disorder. Banyak orang awam menganggapnya sebagai perfeksionis belaka, padahal OCD adalah gangguan mental yang jauh lebih kompleks dan bisa mengganggu kualitas hidup penderitanya.

Apa Sebenarnya OCD Itu?

OCD adalah gangguan mental yang membuat seseorang memiliki pikiran obsesif (obsesi) yang tidak diinginkan dan berulang, serta dorongan untuk melakukan tindakan kompulsif (kompulsi) untuk meredakan kecemasan yang disebabkan oleh obsesi tersebut. Sederhananya, pikiran-pikiran ini sulit dikendalikan dan seringkali tidak masuk akal.

Berbeda dengan orang yang sekadar rapi atau teliti, penderita OCD terjebak dalam siklus yang menyiksa. Mereka mungkin tahu bahwa tindakan mereka berlebihan, tetapi mereka tidak bisa berhenti. Misalnya, seseorang dengan obsesi kuman mungkin terus-menerus mencuci tangan hingga kulitnya iritasi, bukan karena mereka suka kebersihan, tetapi karena mereka merasa sangat cemas jika tidak melakukannya.

Bukan Cuma Soal Kebersihan, Gejala OCD Bisa Bervariasi

Gejala OCD tidak hanya terbatas pada kebersihan. Ada beragam manifestasi OCD yang mungkin dialami seseorang, di antaranya:

  • Ketakutan Kontaminasi Berlebihan: Penderita merasa sangat takut terpapar kuman, virus, atau kotoran dan melakukan tindakan pembersihan ekstrem untuk menghindarinya.
  • Ketidakmampuan Menghadapi Ketidakpastian: Mereka merasa sangat cemas dan khawatir saat menghadapi hal-hal yang tidak pasti, seperti apakah kompor sudah mati atau pintu sudah terkunci. Mereka bisa berulang kali memeriksa untuk memastikan.
  • Kebutuhan Simetri dan Kerapian: Penderita merasa gelisah jika barang-barang tidak tersusun rapi, lurus, atau simetris. Mereka akan terus merapikannya hingga merasa lega.
  • Tindakan Kompulsif: Ini termasuk tindakan berulang seperti mencuci tangan berlebihan, memeriksa kunci berulang kali, mengatur barang dengan sangat presisi, mengulang kata-kata, atau menghitung sesuatu.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang memiliki satu atau dua perilaku di atas lantas mengidap OCD. Diagnosis OCD ditegakkan oleh profesional kesehatan mental berdasarkan kriteria yang spesifik dan observasi yang mendalam.

Penyebab OCD: Kompleks dan Multilateral

Penyebab OCD belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini melibatkan kombinasi faktor genetik, biologis, dan lingkungan. Beberapa faktor yang mungkin berperan antara lain:

  • Gangguan Neurotransmiter: Ketidakseimbangan senyawa kimia di otak, seperti serotonin dan norepinefrin, diduga berkontribusi terhadap perkembangan OCD.
  • Faktor Genetik: Orang dengan riwayat keluarga OCD memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkannya.
  • Pengalaman Hidup: Trauma atau kejadian stres di masa lalu juga dikaitkan dengan peningkatan risiko OCD.

OCD Bukan Akhir Segalanya, Pengobatan Tersedia

Meski OCD adalah gangguan mental kronis yang tidak bisa disembuhkan total, bukan berarti penderitanya harus berputus asa. Pengobatan yang tepat bisa membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

  • Psikoterapi: Salah satu terapi yang efektif untuk OCD adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini membantu pasien mengenali pola pikir dan perilaku yang memicu OCD dan mengembangkan strategi koping yang lebih sehat.
  • Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti antidepresan, antipsikotik, atau obat penenang untuk membantu mengendalikan gejala dan kecemasan yang menyertai OCD.

Yuk, Lebih Peka dan Berempati

OCD adalah gangguan mental yang nyata dan serius, bukan sekadar kebiasaan aneh atau perfeksionisme yang berlebihan. Penting bagi kita untuk lebih peka dan berempati terhadap penderitanya, serta menghindari memberikan stigma atau label yang tidak tepat. Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami gejala OCD, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Dengan penanganan yang tepat, penderita OCD bisa menjalani kehidupan yang lebih produktif dan bahagia.

Baca Juga

Potret Terbaru Biby Alraen Istri Rifky Balweel Usai Lepas Hijab, Sebut Ini Jadi Proses Hidup

Dea Lathifa

Istri aktor Rifky Balweel, Biby Alraen baru-baru ini menarik perhatian publik. Bukan karena paras cantiknya, namun karena penampilan barunya. Biasa tampil dengan hijab, Biby ...

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Tinggalkan komentar