Membuka lembaran Al-Qur’an bukan sekadar membaca rangkaian huruf dan kata. Lebih dari itu, momen ini adalah interaksi spiritual yang mendalam dengan Sang Pencipta. Layaknya berhadapan dengan sosok yang Maha Agung, muncul pertanyaan tentang adab dan kesiapan diri, salah satunya mengenai penggunaan hijab bagi muslimah.
Banyak yang menganalogikan membaca Al-Qur’an dengan shalat, di mana kebersihan lahir dan batin menjadi syarat mutlak. Dalam shalat, kita diwajibkan menutup aurat sebagai bentuk penghormatan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Muncul kemudian pemikiran bahwa adab serupa juga berlaku saat membaca Al-Qur’an.
Para ahli ilmu kajian Islam memang menganjurkan agar kita menghadap Allah SWT dalam kondisi terbaik saat membaca Al-Qur’an. Kondisi terbaik ini tidak hanya soal hati yang bersih, tetapi juga penampilan yang sopan dan menutup aurat. Anjuran berhijab bagi muslimah saat membaca Al-Qur’an bukan tanpa alasan. Ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kalam Allah SWT, sebuah manifestasi rasa takzim yang mendalam.
Also Read
Namun, penting untuk dipahami bahwa tidak ada kewajiban yang tertulis dalam Al-Qur’an maupun hadis yang secara eksplisit mengharuskan wanita berhijab saat membaca Al-Qur’an di luar shalat. Lebih tepatnya, hal ini dipandang sebagai anjuran, sunnah yang diutamakan, bukan kewajiban. Jadi, apakah "wajib" menutup kepala saat membaca Al-Qur’an? Jawabannya adalah tidak dalam artian fardhu ‘ain. Namun, sebagai bentuk adab dan ihsan, berhijab menjadi pilihan yang sangat dianjurkan.
Menutup aurat saat berinteraksi dengan Al-Qur’an bisa dilihat sebagai simbol kesungguhan hati dan ketundukan seorang hamba. Bukan berarti jika tidak berhijab, interaksi kita dengan Al-Qur’an menjadi tidak sah. Namun, ada energi positif yang terasa saat kita berupaya memberikan yang terbaik dalam setiap ibadah, termasuk membaca Al-Qur’an. Kehadiran hijab bisa menjadi pengingat akan keagungan Allah SWT dan kesucian kitab-Nya.
Di sisi lain, kita juga perlu memahami bahwa esensi membaca Al-Qur’an adalah bagaimana pesan-pesan ilahi itu meresap ke dalam hati kita dan tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Jangan sampai fokus pada atribut luar, sampai melupakan substansi dari ajaran Al-Qur’an itu sendiri.
Jadi, mengenai berhijab saat membaca Al-Qur’an, semua kembali pada pemahaman dan keyakinan masing-masing individu. Berhijab adalah bentuk penghormatan yang dianjurkan, bukan kewajiban yang mutlak. Yang terpenting adalah hadirkan hati yang bersih, niat yang ikhlas, serta penghayatan terhadap setiap ayat yang dibaca. Dengan begitu, interaksi kita dengan Al-Qur’an akan menjadi lebih bermakna dan mendalam.