Kekerasan Seksual Kampus: Cara Efektif Mencegah dan Melindungi Diri

Husen Fikri

Serba Serbi Kehidupan

Angka kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi terus mengkhawatirkan. Data Komnas Perempuan mencatat lebih dari 338 ribu kasus dilaporkan pada tahun 2021, sebuah pengingat keras bahwa kampus – yang seharusnya menjadi tempat aman untuk belajar dan berkembang – juga tidak kebal dari ancaman ini. Lalu, bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan kampus yang benar-benar aman dan bebas dari kekerasan seksual?

Lebih dari Sekadar Satgas: Membangun Budaya Anti Kekerasan

Pembentukan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) sesuai Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021 adalah langkah krusial, namun tidak bisa menjadi satu-satunya solusi. PPKS ibarat garda terdepan, tetapi kita perlu membangun sistem pertahanan yang lebih kuat di seluruh sendi kehidupan kampus.

  1. Kedekatan yang Bermakna, Bukan Sekadar Formalitas: Pertemuan antara dosen dan mahasiswa perlu didorong bukan hanya sebagai forum konsultasi akademik, tetapi juga sebagai wadah untuk membangun relasi yang saling menghormati. Kedekatan yang terjalin secara organik akan membuka jalur komunikasi yang efektif, sehingga potensi penyalahgunaan relasi kuasa bisa diminimalisir.

  2. Kampanye yang Mengena, Bukan Sekadar Poster: Kampanye pencegahan kekerasan seksual tidak boleh hanya berhenti pada penyebaran poster atau seminar satu kali. Ini harus menjadi gerakan berkelanjutan yang melibatkan seluruh komunitas kampus – mahasiswa, dosen, staf, hingga tenaga keamanan. Kampanye harus inklusif, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dan membahas berbagai bentuk kekerasan seksual, termasuk pelecehan verbal, non-fisik, serta kekerasan berbasis gender lainnya.

  3. Transparansi dan Akuntabilitas dalam Proses Pelaporan: Membangun sistem pelaporan yang aman dan responsif adalah kunci. Mahasiswa harus yakin bahwa laporan mereka akan ditangani dengan serius, tanpa takut adanya stigma atau intimidasi. Proses pelaporan harus jelas, transparan, dan menjamin kerahasiaan pelapor. Kampus juga harus memastikan adanya sanksi tegas bagi pelaku kekerasan seksual.

Peran Mahasiswa: Lebih dari Sekadar Korban

Mahasiswa bukan hanya penerima kebijakan, tetapi juga agen perubahan. Mereka memiliki peran penting dalam mencegah dan melawan kekerasan seksual.

  1. Menolak Pertemuan Tertutup, Menciptakan Ruang Aman: Menghindari pertemuan berduaan antara mahasiswa dan dosen, khususnya di tempat-tempat terpencil, memang penting. Namun, lebih dari itu, mahasiswa perlu menciptakan ruang aman bagi sesama. Jika merasa ada ketidaknyamanan saat berinteraksi, jangan ragu untuk meminta bantuan teman atau pihak yang bisa dipercaya.

  2. Berani Bicara dan Bertindak: Menanamkan sikap tegas dan berani menegur saat menghadapi catcalling atau perilaku tidak pantas lainnya adalah kunci. Ini bukan sekadar masalah individu, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang beretika. Menegur bukan berarti harus berkonfrontasi langsung, tetapi bisa dimulai dengan mengingatkan secara halus, mengalihkan perhatian, atau meminta bantuan orang lain.

  3. Membangun Jaringan Solidaritas: Menciptakan jaringan dukungan antarmahasiswa sangat penting. Jadikan teman-temanmu sebagai safe person yang bisa diajak berbagi dan membantu saat menghadapi situasi tidak menyenangkan. Memiliki jaringan yang kuat akan memberikan rasa aman dan percaya diri untuk melawan segala bentuk kekerasan.

Kesadaran yang Berkelanjutan: Kunci Perubahan

Pencegahan kekerasan seksual bukanlah tugas yang bisa selesai dalam semalam. Ini adalah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen dan kolaborasi dari seluruh elemen kampus. Selain langkah-langkah praktis di atas, penting juga untuk membangun kesadaran yang berkelanjutan tentang:

  • Pentingnya Persetujuan: Kekerasan seksual seringkali terjadi karena kurangnya pemahaman tentang konsep persetujuan (consent). Semua orang berhak untuk menolak, dan tidak ada yang berhak memaksakan kehendak seksualnya pada orang lain.
  • Dampak Kekerasan Seksual: Kekerasan seksual meninggalkan luka yang mendalam bagi korban, baik secara fisik maupun psikis. Memahami dampaknya akan meningkatkan empati dan kepedulian kita terhadap korban.
  • Keterlibatan Pria: Pria memiliki peran penting dalam mencegah kekerasan seksual. Mereka harus menjadi bagian dari solusi dengan menentang perilaku seksis, misoginis, dan kekerasan berbasis gender lainnya.

Kekerasan seksual di lingkungan kampus adalah masalah serius yang tidak bisa diabaikan. Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat dan melibatkan seluruh komunitas kampus, kita bisa menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan. Mari jadikan kampus sebagai tempat di mana setiap individu dapat belajar, berkembang, dan meraih impian tanpa rasa takut.

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Review Azarine Oil Free Brightening Daily Moisturizer: Pelembap Ringan untuk Kulit Berjerawat dan Mencerahkan?

Maulana Yusuf

Mencari pelembap yang tepat untuk kulit berminyak dan berjerawat memang tricky. Terlalu berat bisa bikin pori-pori tersumbat, sementara yang terlalu ...

Tinggalkan komentar