Kabar mengejutkan datang dari dunia sepak bola Asia Tenggara, Keisuke Honda, legenda sepak bola Jepang, memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih Tim Nasional Kamboja U-22. Keputusan ini diambil tak lama setelah tim asuhannya menelan kekalahan tipis 1-2 dari Timnas Indonesia U-22 di ajang SEA Games 2023. Mundurnya Honda menimbulkan pertanyaan besar, bukan hanya tentang kelanjutan karier kepelatihannya, tetapi juga refleksi atas dedikasinya yang mendalam untuk sepak bola, melampaui batas-batas negara.
Honda, yang lahir di Osaka pada 13 Juni 1986, bukanlah sosok asing di dunia sepak bola. Selain dikenal sebagai pemain serbabisa dengan kemampuan mengisi posisi gelandang dan penyerang, ia juga memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Fakta bahwa ia memiliki kakak seorang pesepak bola profesional, Hiroyuki Honda, mengindikasikan bahwa sepak bola telah menjadi bagian dari DNA keluarga Honda.
Perjalanan karier Honda di Eropa dimulai pada tahun 2008 saat ia bergabung dengan klub Belanda, VVV-Venlo. Meskipun sempat mengalami degradasi di awal kariernya, Honda berhasil membuktikan kualitasnya dengan mencetak 16 gol dari 36 pertandingan pada musim berikutnya. Performa impresif ini membuka pintu baginya untuk hijrah ke klub raksasa Rusia, CSKA Moscow pada tahun 2009.
Also Read
Bersama CSKA Moscow, Honda meraih berbagai trofi, termasuk Liga Premier Rusia, Piala Rusia, dan Piala Super Rusia. Pengalamannya bermain di Liga Champions juga semakin mengasah kemampuannya. Pada tahun 2014, langkah besar berikutnya terjadi ketika ia berlabuh ke klub legendaris Italia, AC Milan.
Di AC Milan, Honda tetap menunjukkan performa yang konsisten dan berhasil meraih gelar Supercoppa Italiana pada tahun 2016. Namun, setelah kontraknya berakhir, Honda memilih untuk berkelana ke berbagai klub di beberapa benua. Ia sempat bermain di Meksiko, Australia, Belanda, Brazil, Azerbaijan, hingga Lithuania. Sebelum akhirnya memutuskan gantung sepatu pada 31 Desember 2021.
Keputusan Honda untuk terjun ke dunia kepelatihan, dan memilih Kamboja sebagai batu loncatan, menunjukkan bahwa ia memiliki visi yang luas, tidak hanya sekadar meraih kemenangan. Ia tampak ingin memberikan kontribusi bagi perkembangan sepak bola di negara yang mungkin belum memiliki infrastruktur sepak bola yang mumpuni. Namun, kekalahan dari Indonesia menjadi pukulan telak, dan membuat Honda mengambil keputusan besar untuk mundur.
Mundurnya Keisuke Honda dari Timnas Kamboja U-22 bukan hanya sekadar akhir dari sebuah episode kepelatihan. Ini adalah momentum refleksi bagi kita semua, bahwa sepak bola bukan hanya tentang menang dan kalah, tetapi juga tentang dedikasi, kerja keras, dan semangat untuk terus berkembang. Honda telah menunjukkan kepada kita bahwa kecintaannya terhadap sepak bola tidak mengenal batas dan ia berani mengambil risiko untuk mencoba hal baru. Kita patut menantikan langkah-langkah selanjutnya dari legenda sepak bola ini.