Pengunduran diri Jeniaty Rike Ekawaty dari jabatan Camat Rantepao, Toraja Utara, sontak menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Keputusan ini, yang dipicu oleh ketidaknyamanan atas perlakuan Bupati Yohanis Bassang saat apel, mengundang rasa ingin tahu publik terhadap sosok di balik nama tersebut. Siapakah Jeniaty Rike Ekawaty? Mari kita telusuri lebih dalam.
Bukan Orang Baru di Pemerintahan
Jeniaty Rike Ekawaty bukanlah wajah baru di dunia birokrasi. Lahir di Ba’lele, Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, ia tumbuh dalam keluarga yang akrab dengan dunia pemerintahan. Ayahnya, Phiter Tangke Rombe, adalah seorang mantan Sekretaris Daerah (Sekda) di Paniai, Papua. Sementara sang ibu, Alfrida Rassi, adalah seorang guru purna tugas. Latar belakang keluarga ini tampaknya turut membentuk jalan hidup dan pilihan karir Jeniaty.
Pendidikan dasar dan menengah Jeniaty ditempuhnya di Papua, mengikuti tugas sang ayah sebagai Sekda di sana. Selepas SMA di SMA 1 Nabire, Papua, ia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan kemudian memutuskan untuk mengabdikan diri sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Pada tahun 2022, Jeniaty dipercaya untuk memegang amanah sebagai Camat Rantepao, sebuah jabatan yang strategis di wilayah Toraja Utara. Penunjukannya dilakukan langsung oleh Bupati Yohanis Bassang, yang kini justru menjadi alasan ia memilih mundur.
Also Read
Sosok yang Ramah dan Berdedikasi
Selama menjabat sebagai Camat Rantepao, Jeniaty dikenal sebagai sosok yang ramah dan mudah bergaul. Ia mampu membangun citra positif di lingkungan kerja dan masyarakat sekitar. Rekam jejaknya sebagai ASN menunjukkan dedikasi dan komitmen kuat untuk melayani masyarakat. Keputusan untuk mundur, meski dilatarbelakangi oleh perlakuan yang tidak menyenangkan, justru menggarisbawahi integritas dan prinsip yang ia pegang teguh. Ia tidak berkompromi dengan hal yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai pemerintahan yang baik.
Lebih Dari Sekadar Pejabat
Kasus pengunduran diri Jeniaty Rike Ekawaty bukan sekadar pergantian pejabat, tetapi juga menjadi cermin bagi dinamika kepemimpinan di tingkat daerah. Publik kini menyoroti pentingnya komunikasi yang baik, penghormatan terhadap bawahan, dan pentingnya menjaga marwah ASN sebagai pelayan masyarakat.
Keputusan Jeniaty untuk mundur dengan alasan yang kuat, justru memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya berani bersikap dan membela diri. Hal ini juga memicu diskusi lebih lanjut mengenai etika kepemimpinan di pemerintahan daerah. Di tengah keterbatasan informasi yang beredar mengenai sosoknya, publik akan terus mengikuti perkembangan kasus ini, sekaligus menantikan langkah selanjutnya dari Jeniaty Rike Ekawaty, seorang perempuan tangguh yang berani menyuarakan ketidakadilan.
Data Diri Singkat:
- Asal Daerah: Ba’lele, Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan
- Nama Orang Tua: Phiter Tangke Rombe dan Alfrida Rassi
