Kabar duka menyelimuti jagat sepak bola Indonesia. Jajang Paliama, mantan gelandang yang pernah membela Timnas Indonesia, menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu, 11 Mei 2024, akibat kecelakaan lalu lintas. Kabar ini pertama kali beredar melalui unggahan resmi akun Instagram Persik Kediri, klub yang pernah dibela Jajang. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan-rekan, dan seluruh pecinta sepak bola tanah air.
Jajang Paliama, lahir di Kediri, Jawa Timur, merupakan sosok gelandang yang dikenal gigih dan berani di lapangan. Perjalanan karirnya dimulai dari PSMP Mojokerto, kemudian berlanjut ke sejumlah klub ternama seperti Persibo Bojonegoro, Semen Padang, Persepam Madura United, dan Persik Kediri. Kehadirannya di setiap klub selalu memberikan warna dan semangat baru.
Tak hanya bersinar di level klub, Jajang juga mendapatkan kehormatan untuk mengenakan seragam Garuda di dada. Ia pernah membela Timnas Indonesia di bawah asuhan pelatih Nilmaizar, salah satu momen yang paling diingat adalah saat ia diturunkan melawan Korea Utara pada tahun 2012, meskipun hanya bermain selama 11 menit. Meski waktu bermainnya singkat, momen tersebut menjadi bukti pengakuan atas kualitasnya sebagai pemain.
Also Read
Meski berposisi sebagai gelandang, Jajang dikenal sebagai pemain serbaguna yang mampu menguasai berbagai lini lapangan. Posturnya yang tidak terlalu tinggi, 1,70 meter, tidak menghalanginya untuk menjadi pemimpin dalam permainan. Karakter permainannya yang lugas dan pantang menyerah membuatnya menjadi sosok yang dihormati di kalangan sepak bola.
Setelah memutuskan gantung sepatu pada tahun 2018, dengan Semeru FC sebagai klub terakhirnya, Jajang Paliama beralih profesi menjadi pelatih. Ia mendedikasikan dirinya untuk membimbing pemain muda di SSB Triple’s Kediri. Ironisnya, kecelakaan yang merenggut nyawanya terjadi beberapa saat setelah ia mendampingi timnya dalam pertandingan Liga TopSkor Kediri di Stadion Banyakan.
Menurut informasi yang beredar, kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan tunggal yang melibatkan Jajang seorang diri. Insiden ini terjadi ketika ia mengendarai sepeda motor dalam perjalanan pulang. Kepergian Jajang yang mendadak tentu membuat kaget dan sangat berduka para komunitas sepak bola dan keluarga yang ditinggalkan. Jenazahnya telah disemayamkan pada malam hari di hari yang sama.
Kepergian Jajang Paliama bukan hanya kehilangan bagi dunia sepak bola, tetapi juga bagi generasi muda yang ia latih dan inspirasi. Kontribusinya sebagai pemain dan pelatih akan selalu dikenang dan menjadi warisan berharga bagi perkembangan sepak bola Indonesia. Jajang telah mengukir namanya dalam sejarah sepak bola, dan semangatnya akan terus membara di hati para penggemar sepak bola. Selamat jalan Jajang Paliama, semoga tenang di sisi-Nya.