Kepergian Ivan Gunawan dari Brownis Trans TV memang mengejutkan banyak pihak. Setelah hampir tujuh tahun menghiasi layar kaca, Ivan resmi mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (9/1) melalui akun Instagram pribadinya. Keputusan ini tentu menimbulkan tanda tanya besar: apa sebenarnya alasan di balik hengkangnya desainer kondang ini dari acara yang telah membesarkan namanya?
Bukan tanpa sebab, ternyata keputusan Ivan ini didasari oleh teguran keras yang dilayangkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terhadap program Brownis. Teguran tersebut muncul setelah penayangan episode pada 30 Oktober lalu. KPI menilai bahwa Brownis telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) tahun 2012. Poin utama pelanggaran terletak pada penampilan Ivan Gunawan yang kerap kali mengenakan busana, riasan, dan aksesoris yang identik dengan perempuan. KPI menganggap hal ini sebagai bentuk penormalan laki-laki bergaya perempuan, yang dinilai bertentangan dengan norma yang berlaku.
Menanggapi teguran tersebut, Ivan Gunawan memilih langkah yang bisa dibilang cukup berani: mengundurkan diri dari Brownis. Keputusan ini tentu bukan hal yang mudah, mengingat acara ini telah menjadi bagian dari hidupnya selama bertahun-tahun. Di sisi lain, langkah ini bisa juga dilihat sebagai bentuk komitmen Ivan terhadap prinsip-prinsip yang diyakininya, serta menunjukkan bahwa ia menghargai teguran yang diberikan oleh KPI.
Also Read
Kepergian Ivan Gunawan dari Brownis bukan hanya sekadar perpindahan karir. Ini adalah persoalan yang lebih dalam, yaitu tentang bagaimana televisi berperan dalam membentuk opini dan pandangan masyarakat. Teguran KPI terhadap Brownis bukan tanpa alasan. Lembaga ini memiliki tugas untuk memastikan bahwa program televisi tidak melanggar etika dan norma yang berlaku. Di sisi lain, televisi juga menjadi medium untuk menampilkan berbagai ekspresi diri, termasuk keberagaman dalam gaya berpakaian dan identitas gender.
Kini, pertanyaan besar muncul: bagaimana nasib Brownis setelah ditinggal Ivan Gunawan? Apakah acara ini akan mencari pengganti atau mengambil format baru? Yang pasti, kepergian Ivan menjadi pukulan berat bagi Brownis, mengingat ia merupakan salah satu daya tarik utama acara ini. Selain itu, keputusan Ivan juga menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen dan penggemar. Ada yang menyayangkan keputusannya, ada pula yang memberikan dukungan.
Kasus ini juga membuka mata kita terhadap pentingnya dialog yang sehat antara KPI dan industri pertelevisian. Bagaimana cara agar televisi bisa tetap kreatif dan inovatif, tanpa melanggar etika dan norma yang berlaku? Ini adalah tantangan yang harus dijawab bersama, demi menciptakan tayangan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam unggahan perpisahannya, Ivan tak lupa menyampaikan permohonan maaf kepada rekan-rekan sesama host, Ruben Onsu, Ayu Ting Ting, dan Wendi Cagur. Ia juga menegaskan bahwa kepergiannya dari Brownis adalah langkah yang tak terelakkan. Publik pun kini menantikan langkah Ivan selanjutnya, serta perkembangan baru dari program Brownis. Satu hal yang pasti, dunia hiburan Tanah Air akan selalu berwarna dengan berbagai dinamika yang ada.
