Istilah "hobah" belakangan ini kembali ramai diperbincangkan, terutama di kalangan pengguna media sosial TikTok. Kata yang terdengar unik ini ternyata bukan hal baru, lho. "Hobah" sudah cukup lama eksis, terutama di dunia pertunjukan musik, namun kini kembali populer dan bahkan menjadi semacam seruan khas untuk mengekspresikan kegembiraan.
Asal Usul Hobah di Panggung Musik
Sebelum viral di TikTok, "hobah" kerap terdengar di konser-konser musik, khususnya dangdut. Kata ini seolah menjadi trigger bagi penonton untuk semakin bersemangat, bergoyang, dan bernyanyi bersama. "Hobah" muncul sebagai respons atas alunan musik yang menghentak, membangkitkan adrenalin, dan memicu suasana pesta yang meriah.
Dulu, "hobah" sangat identik dengan konser-konser mendiang Didi Kempot, sang "Godfather of Broken Heart". Lagu-lagu campursari yang dibawakannya selalu berhasil membius penonton dari berbagai generasi. Di setiap penampilannya, kata "hobah" selalu menggema, menandakan betapa penonton menikmati setiap detik konser tersebut. Kata itu bukan sekadar seruan, tetapi juga sebuah bentuk apresiasi dan euforia dari para penggemar.
Also Read
Arti dan Penggunaan "Hobah" di Era Digital
Lantas, apa sebenarnya arti kata "hobah"? Secara sederhana, "hobah" berarti keren, mantap, atau luar biasa. Ketika seseorang meneriakkan "hobah" di konser musik, itu berarti ia sedang menikmati acara tersebut dan ingin suasana lebih meriah lagi. Hal ini menciptakan positive vibes yang menular, membuat semua orang ikut larut dalam kesenangan.
Di era digital, terutama TikTok, "hobah" menemukan wadah baru untuk berkembang. Pengguna media sosial ini sering menggunakan "hobah" sebagai caption atau seruan dalam video mereka, terutama yang berkaitan dengan kesenangan, pesta, atau momen-momen seru. Istilah ini tidak lagi terbatas pada konser dangdut, tetapi sudah menjadi bagian dari bahasa gaul sehari-hari.
Lebih dari Sekadar Kata: Fenomena "Hobah" dalam Budaya Pop
Fenomena "hobah" lebih dari sekadar penggunaan kata. Ini adalah ekspresi kolektif dari kegembiraan, kepuasan, dan rasa memiliki terhadap suatu momen. Kata ini telah menjadi identitas bagi sebuah generasi, khususnya mereka yang tumbuh besar dengan musik dangdut dan kini aktif di media sosial.
"Hobah" adalah contoh nyata bagaimana sebuah kata dari akar budaya dapat berkembang dan menemukan relevansinya di era modern. Ia membuktikan bahwa kegembiraan dan semangat tidak pernah lekang oleh waktu, dan selalu menemukan cara untuk berekspresi. Jadi, jangan heran jika kamu mendengar kata ini di konser, media sosial, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari. Karena, "hobah" adalah representasi dari kesenangan yang hakiki.