Pernah dengar istilah turun berok? Atau mungkin kamu sendiri pernah mengalaminya? Istilah medisnya adalah hernia, dan ini bukan sekadar benjolan biasa, lho! Hernia terjadi ketika organ dalam tubuh, seperti usus, keluar dari tempatnya melalui celah atau jaringan yang melemah di sekitarnya. Kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan komplikasi serius jika dibiarkan. Mari kita bahas lebih dalam tentang hernia, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mencegahnya.
Apa Sebenarnya Hernia Itu?
Bayangkan organ tubuh kita seperti rumah yang tertata rapi. Dinding rumah (jaringan ikat) menjaga agar semua perabotan (organ) tetap di tempatnya. Nah, pada hernia, dinding rumah ini melemah atau robek, sehingga perabotan (organ) bisa keluar dari tempatnya dan membentuk benjolan.
Penyebab melemahnya jaringan ikat ini bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah peningkatan tekanan dalam perut yang berkelanjutan. Kondisi ini seringkali dipicu oleh obesitas atau berat badan berlebih, kehamilan, batuk kronis, atau bahkan sering mengangkat beban berat.
Also Read
Pemicu dan Faktor Risiko Hernia yang Perlu Kamu Tahu:
Selain penyebab utama melemahnya jaringan ikat, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena hernia:
- Kelahiran Prematur: Bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah cenderung memiliki jaringan ikat yang lebih lemah, sehingga lebih rentan mengalami hernia.
- Faktor Genetik: Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami hernia, kemungkinan kamu juga memiliki risiko lebih tinggi.
- Kehamilan: Peningkatan tekanan dalam perut saat hamil dapat melemahkan jaringan ikat dan memicu hernia.
- Operasi Hernia Sebelumnya: Orang yang pernah menjalani operasi perbaikan hernia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hernia di tempat yang sama atau di area lain.
- Pertambahan Usia: Seiring bertambahnya usia, jaringan ikat tubuh secara alami akan mengalami penurunan kekuatan, sehingga risiko hernia juga meningkat.
Kenali Gejala Hernia, Jangan Sampai Terlambat!
Gejala hernia bisa bervariasi tergantung jenisnya. Berikut beberapa jenis hernia yang paling umum beserta gejalanya:
-
Hernia Inguinalis:
- Gejala: Benjolan di selangkangan yang bisa hilang saat berbaring, nyeri di pangkal paha saat batuk, olahraga, atau mengangkat beban, rasa berat atau panas di selangkangan. Hernia ini paling sering dialami oleh laki-laki.
-
Hernia Femoralis:
- Gejala: Nyeri di selangkangan saat berdiri, mengangkat beban, batuk, atau berolahraga. Biasanya lebih sering dialami oleh perempuan yang kelebihan berat badan.
-
Hernia Umbilikalis:
- Gejala: Benjolan di pusar. Lebih sering dialami oleh bayi karena lubang tali pusat yang belum menutup sempurna.
Mencegah Hernia: Lebih Baik daripada Mengobati
Meskipun ada faktor risiko yang tidak bisa dihindari, seperti faktor genetik, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah hernia:
- Jaga Berat Badan Ideal: Obesitas meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga melemahkan jaringan ikat. Menjaga berat badan ideal dapat membantu mencegah hernia.
- Latihan Fisik yang Tepat: Hindari mengangkat beban berat secara berlebihan dan lakukan latihan fisik yang memperkuat otot perut.
- Hindari Mengejan Berlebihan: Saat buang air besar, hindari mengejan berlebihan karena dapat meningkatkan tekanan dalam perut.
- Obati Batuk Kronis: Batuk kronis dapat meningkatkan tekanan dalam perut. Konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh.
- Perhatikan Postur Tubuh: Postur tubuh yang baik dapat mengurangi tekanan pada otot perut.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami benjolan yang tidak biasa di area perut, selangkangan, atau pusar, disertai nyeri atau rasa tidak nyaman, segera periksakan diri ke dokter. Jangan menunda, karena hernia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius.
Ingat, hernia bukan sekadar penyakit turun berok biasa. Dengan memahami penyebab, gejala, dan cara mencegahnya, kita bisa menjaga kesehatan diri dan orang-orang terdekat. Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?