Media sosial, khususnya TikTok, kembali diramaikan dengan sebuah tren perayaan: Hari Circle Sedunia. Banyak pengguna membuat video yang menampilkan kebersamaan dengan lingkaran pertemanan terdekat mereka. Namun, di balik kemeriahan ini, muncul pertanyaan mendasar: Kapan sebenarnya Hari Circle Sedunia dan apa asal usulnya?
Fenomena "circle" atau lingkaran pertemanan, yang dalam konteks ini mengacu pada kelompok pertemanan yang akrab dan eksklusif, memang tengah populer. Perayaan ini seolah menjadi momen untuk merayakan soliditas dan kehangatan dalam persahabatan. Berdasarkan penelusuran dari berbagai video yang beredar di media sosial, tanggal 17 September ditetapkan sebagai Hari Circle Sedunia.
Namun, perlu dicatat bahwa perayaan ini masih tergolong fenomena yang relatif baru dan belum memiliki akar sejarah yang jelas. Tidak ada informasi pasti mengenai siapa pencetusnya, mengapa tanggal 17 September dipilih, atau latar belakang budaya yang mendasarinya. Ini berbeda dengan perayaan "Hari Lingkaran Sedunia" atau "Hari Pi Sedunia" yang diperingati secara internasional pada tanggal 14 Maret (3/14) untuk menghormati konstanta matematika Pi (π).
Also Read
Perbedaan makna antara kedua perayaan ini sangat signifikan. Hari Pi Sedunia memiliki basis keilmuan yang kuat, sementara Hari Circle Sedunia lebih pada perayaan kelompok pertemanan yang bersifat organik dan berkembang di media sosial.
Fenomena Hari Circle Sedunia ini menarik untuk dicermati. Di tengah hiruk pikuk dunia digital, orang-orang seolah mencari cara untuk merayakan hubungan sosial yang bermakna. Lingkaran pertemanan, dalam konteks ini, menjadi semacam oase di tengah kesepian dan anonimitas dunia maya. Perayaan ini bisa menjadi pengingat akan pentingnya koneksi manusia, dukungan sosial, dan rasa memiliki.
Meski asal usulnya belum jelas dan mungkin bersifat spontan, Hari Circle Sedunia yang dirayakan pada 17 September ini telah berhasil menciptakan momentum positif. Ia mendorong banyak orang untuk lebih menghargai dan merayakan persahabatan mereka. Terlepas dari apakah perayaan ini akan menjadi tradisi yang berakar atau tidak, fenomena ini menunjukkan bahwa manusia akan selalu mencari cara untuk terhubung dan merayakan kebersamaan.
Ke depannya, patut disimak apakah Hari Circle Sedunia ini akan terus berkembang, menjadi tradisi yang lebih luas, atau mungkin akan memunculkan ragam perayaan yang lebih personal dan bermakna bagi setiap lingkaran pertemanan. Yang jelas, tren ini mengingatkan kita semua bahwa di balik hiruk pikuk dunia digital, kehangatan persahabatan tetaplah menjadi bagian penting dalam kehidupan.