Tragedi kebakaran di kawasan Savana Bromo akibat penggunaan flare saat sesi foto prewedding telah menjadi sorotan publik. Insiden yang terjadi pada Rabu, 6 September 2023 ini bukan hanya menimbulkan kerugian materil, tetapi juga menjadi pengingat penting tentang tanggung jawab dan kehati-hatian dalam aktivitas di alam terbuka.
Kronologi Kejadian dan Penetapan Tersangka
Seperti yang ramai diberitakan, kebakaran ini dipicu oleh penggunaan flare oleh sepasang calon pengantin dan tim pendukungnya. Flare yang seharusnya memberikan efek visual dramatis pada foto prewedding, justru memicu percikan api yang menyambar rumput kering di savana. Akibatnya, api dengan cepat meluas dan menghanguskan sebagian kawasan Bromo yang indah.
Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) segera mengamankan enam orang yang terlibat dalam sesi foto tersebut. Setelah melalui proses penyelidikan, polisi menetapkan seorang manajer Wedding Organizer (WO) berinisial AW (41), asal Lumajang, sebagai tersangka. Sementara itu, lima orang lainnya masih berstatus saksi. Penetapan tersangka ini menunjukkan keseriusan aparat penegak hukum dalam menindak kelalaian yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Also Read
Mengenal Lebih Dekat Flare: Alat yang Berbahaya Jika Tidak Bijak Digunakan
Flare, seperti yang dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah alat yang menghasilkan nyala api untuk tanda atau isyarat. Dalam dunia fotografi, flare sering digunakan untuk menciptakan efek pencahayaan dramatis. Alat ini bekerja dengan cara menarik pelatuk, yang kemudian akan mengeluarkan asap tipis dan menyusul api merah menyala.
Namun, dibalik efek visualnya yang menarik, flare menyimpan potensi bahaya yang cukup besar, terutama jika digunakan di lingkungan yang mudah terbakar. Percikan api yang dihasilkan flare bisa dengan mudah menyulut material kering seperti rumput dan dedaunan, terutama saat kondisi angin kencang. Insiden di Bromo ini menjadi contoh nyata betapa fatalnya dampak penggunaan flare yang tidak bertanggung jawab.
Refleksi dan Pembelajaran untuk Kita Semua
Kebakaran di Bromo ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Beberapa poin penting yang perlu kita garis bawahi:
- Prioritaskan Keamanan dan Kelestarian Lingkungan: Dalam melakukan aktivitas apapun di alam terbuka, keamanan dan kelestarian lingkungan harus menjadi prioritas utama. Penggunaan alat yang berpotensi menimbulkan kebakaran, seperti flare, harus dipertimbangkan dengan matang.
- Pentingnya Izin dan Koordinasi: Sebelum melakukan kegiatan di kawasan konservasi, pastikan untuk mengantongi izin dari pihak berwenang. Pihak terkait biasanya memiliki regulasi dan prosedur yang harus dipatuhi demi keamanan bersama.
- Bijak dalam Penggunaan Teknologi: Perkembangan teknologi memang menawarkan berbagai kemudahan, termasuk dalam dunia fotografi. Namun, kita harus tetap bijak dan bertanggung jawab dalam pemanfaatannya. Jangan sampai demi mengejar hasil foto yang artistik, kita mengorbankan keselamatan dan kelestarian lingkungan.
- Peningkatan Edukasi: Perlu adanya peningkatan edukasi kepada masyarakat tentang potensi bahaya penggunaan flare dan alat serupa, terutama di lingkungan yang rentan terhadap kebakaran.
Tragedi kebakaran Bromo ini bukan hanya sekadar kecelakaan. Ini adalah pengingat bahwa keindahan alam perlu kita jaga bersama. Kita semua memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah tragedi serupa terulang kembali. Mari belajar dari kesalahan dan lebih bijak dalam beraktivitas di alam.