Buku "Filosofi Teras" karya Henry Manampiring bukan sekadar buku self-help biasa. Ia adalah sebuah panduan praktis yang membangkitkan kembali kebijaksanaan kuno Stoicisme, dikemas dalam bahasa yang mudah dicerna. Buku yang sempat meraih predikat mega best seller dan Book of The Year ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali cara kita menghadapi gejolak hidup, bukan dengan menghindarinya, melainkan dengan mengubah cara pandang kita terhadapnya.
Apa Itu Filosofi Teras?
Inti dari buku ini adalah pengenalan Stoicisme, sebuah filosofi yang lahir di Yunani-Romawi Kuno. Henry Manampiring tidak lantas menggurui kita dengan konsep-konsep berat. Ia membumikan Stoicisme dengan sebutan "filosofi teras" yang terinspirasi dari tempat Zeno, tokoh Stoic, biasa mengajar, yaitu di teras berpilar (stoa). Dengan penamaan ini, filosofi yang terasa asing menjadi lebih dekat dan akrab.
Buku ini bukan hanya tentang teori. Henry berhasil meramu konsep filosofi dengan pengalaman pribadinya yang pernah bergulat dengan Major Depressive Disorder. Ia menemukan Stoicisme sebagai jalan keluar dari kekacauan emosi dan ketergantungannya pada obat-obatan. Pengalaman pribadi ini membuat pesan dalam buku ini terasa lebih otentik dan relevan.
Also Read
Mengapa Filosofi Teras Relevan untuk Kita?
Di tengah hiruk pikuk dunia modern yang penuh tekanan, kecemasan, dan ekspektasi, filosofi teras menawarkan perspektif yang menenangkan. Stoicisme mengajarkan bahwa kita tidak bisa mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, tetapi kita memiliki kendali penuh atas bagaimana kita meresponsnya.
Beberapa poin kunci dalam buku ini yang sangat relevan antara lain:
-
Fokus pada Apa yang Bisa Dikendalikan: Stoicisme mengajarkan kita untuk membedakan antara hal-hal yang berada dalam kendali kita (pikiran, tindakan, dan respons kita) dan hal-hal yang berada di luar kendali kita (kejadian eksternal, opini orang lain, hasil akhir). Dengan berfokus pada apa yang bisa kita kendalikan, kita akan terhindar dari kekecewaan dan frustrasi yang tidak perlu.
-
Menerima yang Tidak Bisa Diubah: Alih-alih meratapi ketidakadilan hidup, filosofi teras mengajarkan kita untuk menerima kenyataan. Ini bukan berarti kita pasrah begitu saja, melainkan kita belajar untuk beradaptasi dan mencari hikmah di balik setiap kejadian.
-
Hidup Selaras dengan Alam: Stoicisme menekankan pentingnya hidup selaras dengan alam semesta dan hukum-hukumnya. Ini berarti kita perlu memahami bahwa kehidupan ini adalah sebuah proses, dengan suka dan dukanya. Kita perlu menerima bahwa ketidaksempurnaan adalah bagian dari kehidupan.
-
Menghargai Apa yang Sudah Dimiliki: Salah satu jebakan dalam hidup adalah fokus pada apa yang belum kita miliki, alih-alih bersyukur atas apa yang sudah ada. Filosofi teras mengingatkan kita untuk menghargai setiap momen, karena hidup ini adalah sebuah anugerah.
Lebih dari Sekadar Positive Thinking
Satu hal menarik dari buku ini adalah penolakannya terhadap positive thinking yang berlebihan. Stoicisme tidak meminta kita untuk mengabaikan emosi negatif, melainkan untuk menghadapinya dengan bijak. Justru, positive thinking yang dipaksakan seringkali malah menjadi bumerang, membuat kita merasa kecewa ketika realita tidak sesuai dengan harapan.
Kutipan Inspiratif dalam "Filosofi Teras"
Kutipan-kutipan dalam buku ini tidak hanya sekadar kata-kata, melainkan pedoman hidup yang bisa kita renungkan setiap hari. Beberapa di antaranya:
- "Manusia tidak memiliki kuasa untuk memiliki apapun yang dia mau, tetapi dia memiliki kuasa untuk tidak mengingini apa yang dia belum miliki, dan dengan gembira memaksimalkan apa yang dia terima." – Kutipan ini mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam ambisi yang tak berkesudahan, melainkan fokus pada apa yang sudah ada di depan mata.
- “Kamu tidak bisa dihina orang lain, kecuali kamu sendiri yang pertama-tama menghina dirimu sendiri." – Ini adalah pengingat penting bahwa harga diri kita tidak boleh bergantung pada opini orang lain.
- “Jangan biarkan peristiwa yang ada [di depanmu] menggoyahkan dirimu. Katakanlah [pada peristiwa/kejadian itu], "Tunggu dulu; biarkan saya memeriksamu sungguh-sungguh. Saya akan mengujimu terlebih dahulu." – Kutipan ini mengajarkan kita untuk tidak reaktif terhadap kejadian, melainkan untuk berfikir jernih dan mengendalikan diri.
Menerapkan Filosofi Teras dalam Kehidupan Sehari-hari
Buku ini tidak hanya memberi kita teori, tetapi juga memberikan tips praktis tentang bagaimana menerapkan filosofi teras dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari mengatasi stres di tempat kerja, menghadapi konflik dalam hubungan, hingga menerima kenyataan hidup yang tidak sempurna.
"Filosofi Teras" adalah buku yang mengajak kita untuk merenung, introspeksi, dan menemukan ketenangan di tengah badai kehidupan. Ia bukan sekadar bacaan, melainkan teman perjalanan yang akan membimbing kita menuju kehidupan yang lebih bermakna. Apakah kita berani menerima tantangan ini?