Fatmawati: Di Balik Sang Saka Merah Putih, Kisah Ibu Negara yang Menggetarkan

Annisa Ramadhani

Serba Serbi Kehidupan

Setiap kali Sang Merah Putih berkibar, hati kita bergetar, bukan? Bendera kebanggaan yang menjadi simbol kemerdekaan ini ternyata menyimpan cerita yang tak kalah menggetarkan. Di balik kibarannya yang gagah, ada sosok Ibu Negara, Fatmawati Soekarno, yang dengan penuh cinta dan pengorbanan menjahit bendera pusaka.

Bukan sekadar istri presiden, Fatmawati adalah perempuan tangguh yang perannya sangat krusial dalam momen-momen penting kemerdekaan. Lahir di Bengkulu pada 15 Januari 1923, Fatmawati bukan hanya saksi sejarah, tapi juga pelaku utama dalam lahirnya bendera Merah Putih yang kita junjung tinggi. Ia meninggal dunia pada 14 Mei 1980 di usia 57 tahun di Kuala Lumpur, Malaysia.

Kisah ini bukan sekadar tentang menjahit kain. Di tengah hiruk pikuk persiapan proklamasi, saat desas-desus soal ketiadaan bendera berkumandang, Fatmawati dengan sigap mengambil inisiatif. Bayangkan, seorang perempuan yang tengah mengandung Guntur Soekarnoputra, putra pertamanya, memilih untuk mengabdikan diri bagi bangsa. Tanpa ragu, ia menjahit sendiri bendera Merah Putih dengan mesin jahit tangan.

Prosesnya tak mudah. Dalam dua hari, Fatmawati berjuang menyelesaikan bendera berukuran 2 x 3 meter tersebut. Jahitan demi jahitan yang ia torehkan bukan sekadar menyatukan kain, tetapi juga menyatukan harapan dan cita-cita kemerdekaan. Bendera itu kemudian dikibarkan untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.

Bendera Merah Putih karya Fatmawati bukan hanya sekadar kain. Ia adalah simbol keberanian, pengorbanan, dan cinta tanah air. Setelah bertahun-tahun dikibarkan dalam upacara kenegaraan, bendera bersejarah ini kini menjadi Bendera Pusaka yang disimpan di Monumen Nasional. Keputusan ini diambil untuk menjaga keutuhan dan nilai sejarahnya.

Kisah Fatmawati adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya peran perempuan dalam sejarah bangsa. Ia adalah contoh nyata bahwa kontribusi seorang perempuan, bahkan dalam keadaan yang sulit, dapat mengubah arah perjalanan bangsa. Dari tangannya, lahir sebuah simbol yang tak ternilai harganya, bendera Merah Putih yang terus berkibar dalam sanubari setiap anak bangsa.

Setiap kali melihat bendera Merah Putih berkibar, mari kita tidak hanya mengingat perjuangan para pahlawan, tetapi juga sosok Ibu Fatmawati, perempuan hebat di balik kibaran sang saka. Kisahnya adalah inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai tanah air dan berani mengambil peran dalam membangun bangsa.

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Review Azarine Oil Free Brightening Daily Moisturizer: Pelembap Ringan untuk Kulit Berjerawat dan Mencerahkan?

Maulana Yusuf

Mencari pelembap yang tepat untuk kulit berminyak dan berjerawat memang tricky. Terlalu berat bisa bikin pori-pori tersumbat, sementara yang terlalu ...

Tinggalkan komentar