Di balik gemerlap dunia korporat, ada kisah cinta yang menghangatkan hati. Eko Pratomo Suyatno, seorang eksekutif perusahaan dengan penghasilan fantastis, memilih jalan yang tak biasa. Ia tak hanya fokus pada karir, namun juga mengabdikan diri merawat sang istri yang telah 25 tahun terbaring sakit.
Rutinitas Eko sungguh di luar ekspektasi. Setiap pagi, sebelum bergelut dengan angka dan strategi bisnis, ia terlebih dahulu memandikan, menyuapi, dan memenuhi kebutuhan istrinya. Bahkan, ia tak segan bolak-balik kantor dan rumah untuk memastikan sang istri mendapatkan perawatan terbaik. Sebuah dedikasi yang melampaui batas kewajiban.
Cinta Eko pada istrinya tak hanya sebatas perawatan fisik. Ia sering mengajak istrinya menonton televisi dan bercerita, meski sang istri tak lagi bisa membalas percakapan. Eko paham, kehadiran dan suara adalah obat mujarab bagi istrinya yang terisolasi dalam keterbatasan.
Also Read
Perjalanan cinta Eko dan istrinya telah berlangsung selama 32 tahun. Mereka dikaruniai empat orang anak. Namun, cobaan datang saat istri Eko mengalami kelumpuhan setelah melahirkan anak keempat. Kondisinya semakin memburuk, hingga tak bisa berbicara. Di sinilah kesetiaan Eko diuji. Selama 25 tahun, tanpa mengeluh, Eko menjadi perawat, sahabat, dan sandaran bagi istrinya.
Kisah Eko bukan sekadar drama romantis. Ini adalah potret ketulusan yang langka di era modern. Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang serba cepat, Eko mengajarkan kita arti cinta sejati, kesetiaan, dan tanggung jawab. Ia membuktikan bahwa kesuksesan tak hanya diukur dari harta dan jabatan, tapi juga dari sejauh mana kita mampu mencintai dan merawat orang-orang terdekat.
Kisah Eko adalah pengingat bahwa di dunia ini, cinta sejati masih ada. Ia bukan hanya tentang romansa, tapi juga tentang pengorbanan dan ketulusan. Kisah ini menginspirasi kita semua untuk lebih menghargai pasangan dan keluarga, serta berani berkorban demi orang yang kita cintai. Eko Pratomo Suyatno adalah bukti nyata bahwa cinta sejati tak lekang oleh waktu dan keadaan.