"Dinda jangan marah-marah, takut nanti lekas tua…" Penggalan lirik ini mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita, apalagi kalau sering berselancar di TikTok. Ya, lagu ini sedang viral dan bikin banyak orang penasaran. Tapi, apa sih yang bikin lagu sederhana ini begitu candu dan banyak disukai? Mari kita bedah lebih dalam.
Lagu yang liriknya bercerita tentang kerinduan dan janji kesetiaan ini memang punya daya tarik yang unik. Dengan melodi yang catchy dan lirik yang mudah diingat, lagu ini sukses menembus berbagai kalangan. Bukan cuma anak muda, orang dewasa pun ikut menikmati lagu ini. Seolah-olah ada benang merah nostalgia yang menghubungkan kita dengan lagu-lagu romantis era 2000-an awal.
Liriknya yang lugas dan sederhana juga menjadi salah satu faktor mengapa lagu ini mudah diterima. Penggunaan kata "Dinda" sebagai panggilan sayang, ditambah janji setia "Takkan pernah mendua", seolah menyentuh sisi romantis kita. Ini adalah bahasa cinta yang universal dan mudah dipahami, tak peduli usia atau latar belakang.
Also Read
Selain itu, fenomena viral di TikTok juga turut andil dalam popularitas lagu ini. Banyak kreator konten yang menggunakan lagu ini sebagai soundtrack untuk berbagai video, mulai dari konten couple goals, video storytelling tentang kerinduan, hingga sekadar video lipsync yang lucu. Dengan begitu, lagu ini terus menerus muncul di feed pengguna TikTok, dan secara otomatis membuat kita ikut terngiang-ngiang.
Namun, di balik kesederhanaan lirik dan melodinya, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar lagu viral. Lagu ini seolah mengingatkan kita pada romantisme masa lalu, ketika ungkapan cinta masih disampaikan dengan sederhana dan tulus. Di tengah gempuran lagu-lagu modern yang kompleks, lagu ini hadir sebagai oase yang menenangkan. Ia mengajak kita untuk kembali pada hal-hal yang esensial dalam hubungan, seperti kesetiaan, perhatian, dan kerinduan yang jujur.
Selain itu, lirik "Dinda jangan marah-marah, takut nanti lekas tua" juga bisa diinterpretasikan sebagai pesan bijak untuk menjaga hubungan tetap harmonis. Bahwa, marah-marah berlebihan tidak baik dan bisa berdampak buruk pada diri sendiri. Sebuah pengingat yang ringan tapi bermakna, dibungkus dalam lirik yang memorable.
Lantas, apakah popularitas lagu ini akan bertahan lama? Belum ada yang bisa memastikan. Namun, satu hal yang pasti, lagu ini telah berhasil mencuri hati banyak orang dan memberikan warna baru di dunia musik Indonesia. Ia membuktikan bahwa lagu yang sederhana, tulus, dan relatable tetap punya tempat di hati kita, bahkan di era digital yang serba cepat ini.
Jadi, jika kamu masih terus terngiang-ngiang dengan lagu "Dinda jangan marah-marah", jangan heran. Mungkin saja kamu sedang ikut menikmati gelombang nostalgia dan romantisme yang dibawanya. Dan, siapa tahu, lagu ini bisa menjadi pengingat untuk selalu menjaga hubungan kita dengan orang-orang tersayang, dengan penuh cinta dan kesetiaan.