Lagu "Jangan Salah Menilai" yang dipopulerkan oleh Tagor Pangaribuan pada tahun 2015 memang bukan lagi barang baru. Namun, liriknya masih relevan dan menyentuh hati banyak orang hingga kini. Bukan hanya sekadar melodi yang enak didengar, lagu ini menyimpan pesan mendalam tentang bagaimana komunikasi yang buruk dapat merusak sebuah hubungan.
Dalam liriknya, Tagor seolah berbicara dari hati seorang yang mencintai namun seringkali disalahpahami. Ia bertanya, "Ada yang lain dan kuduakan cintamu / dengan semua sikap diamku ini?". Pertanyaan ini menyiratkan bahwa diam, yang seringkali diinterpretasikan sebagai ketidakpedulian, justru bisa jadi adalah bentuk ekspresi cinta yang terpendam.
Lantas, mengapa diam justru menjadi sumber kesalahpahaman? Kita seringkali terjebak dalam pola pikir bahwa cinta harus selalu diungkapkan dengan kata-kata atau tindakan yang eksplisit. Padahal, setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan perasaannya. Ada yang sangat vokal, ada pula yang memilih untuk menunjukkan cintanya melalui tindakan sederhana atau bahkan melalui keheningan.
Also Read
Lirik "Jauh di dalam lubuk hatiku / Mengapa masih saja kau ragukan diriku?" semakin memperjelas bahwa keheningan bukan berarti ketiadaan perasaan. Justru di balik diamnya itu, terdapat sebuah perasaan yang besar, yang sayangnya tidak terkomunikasikan dengan baik. Keraguan yang timbul dari ketidakmampuan memahami bahasa diam inilah yang menjadi sumber permasalahan.
Lagu ini tidak hanya sekadar kisah cinta yang terhalang kesalahpahaman. Ia juga adalah cerminan bagaimana kita sebagai manusia seringkali gagal untuk membaca tanda-tanda nonverbal. Kita cenderung lebih fokus pada apa yang terlihat dan terdengar, tanpa berusaha untuk menyelami lebih dalam makna di balik keheningan.
"Jangan Salah Menilai" adalah pengingat bagi kita semua untuk lebih berempati dan terbuka terhadap berbagai cara orang lain mengekspresikan cinta. Komunikasi yang baik tidak hanya sebatas kata-kata, namun juga kemampuan untuk membaca dan memahami bahasa nonverbal. Mungkin saja, diam yang selama ini kita anggap sebagai bentuk ketidakpedulian, justru adalah bahasa cinta yang terpendam. Diperlukan kepekaan dan kesabaran untuk dapat memahami makna sesungguhnya di balik keheningan tersebut. Dengan demikian, kita bisa terhindar dari kesalahan dalam menilai perasaan seseorang.