Lagu dangdut lawas berjudul "Bunga Pengantin" kembali mencuri perhatian publik setelah viral di media sosial. Banyak yang baru menyadari betapa dalam makna di balik lirik lagu yang dilantunkan oleh Ratu Dangdut, Rita Sugiarto ini. Bukan sekadar alunan musik melayu, lagu ini menyimpan kisah pilu tentang pengkhianatan, tuduhan keji, dan hancurnya impian pernikahan.
Viral Karena KDI, Menguak Kembali Luka Seorang Wanita
Lagu "Bunga Pengantin" kembali ramai diperbincangkan setelah salah satu peserta ajang pencarian bakat KDI 2022 membawakannya. Momen haru bahkan tercipta ketika penyanyi dangdut Ayu Ting-Ting tak kuasa menahan air mata saat mendengar lagu ini. Hal ini memicu rasa penasaran banyak orang, termasuk generasi muda yang mungkin belum familiar dengan karya Rita Sugiarto ini.
Lirik demi lirik dalam lagu ini bagai sebuah pengakuan pilu seorang wanita yang baru saja menikah. Ia merasakan kebahagiaan semu di balik hiasan bunga melati, simbol pernikahan yang indah. Namun, kebahagiaan itu seketika sirna ketika sang suami menuduhnya telah ternoda, bahkan tanpa bukti. Ironisnya, tuduhan itu dilontarkan di hadapan banyak orang, mempermalukan dan menghancurkan harga dirinya.
Also Read
Kisah Talak dan Penghinaan yang Mengiris Hati
Lebih dari sekadar lagu, "Bunga Pengantin" adalah refleksi tentang ketidakadilan yang sering dialami wanita. Liriknya menggambarkan bagaimana dengan mudahnya seorang pria menjatuhkan talak hanya karena prasangka dan tuduhan tanpa dasar. Padahal, wanita itu telah bersumpah demi Tuhan untuk membuktikan kesuciannya. Namun, suaminya tetap bergeming, bahkan tega menghinanya di muka umum.
Penggalan lirik seperti "Baru tiga hari menikah, Kau tega menjatuhkan talak" dan "Kau hina diriku di depan orang" menggambarkan betapa sakit dan terlukanya hati seorang wanita ketika harga dirinya diinjak-injak. Impian akan pernikahan yang bahagia hancur berkeping-keping, meninggalkan luka mendalam yang mungkin sulit untuk disembuhkan.
Makna Universal dan Relevansi Hingga Kini
Meski dirilis bertahun-tahun lalu, lagu "Bunga Pengantin" tetap relevan dengan kondisi sosial saat ini. Kasus perceraian dan pengkhianatan dalam pernikahan masih sering terjadi, bahkan dengan beragam alasan yang terkadang tidak masuk akal. Lagu ini menjadi pengingat betapa pentingnya saling menghargai, mempercayai, dan menjaga kehormatan pasangan, terutama dalam sebuah ikatan suci pernikahan.
Lebih dari itu, lagu ini juga menjadi simbol perlawanan terhadap diskriminasi dan ketidakadilan gender. "Bunga Pengantin" bukan sekadar lagu dangdut, tetapi juga sebuah teriakan hati seorang wanita yang menuntut keadilan dan pengakuan atas martabatnya sebagai seorang manusia.
Dengan kembali viralnya "Bunga Pengantin," diharapkan publik, khususnya generasi muda, dapat belajar tentang makna kesetiaan, kepercayaan, dan dampak buruk dari prasangka dan tuduhan tak berdasar dalam sebuah hubungan. Lagu ini menjadi pengingat bahwa pernikahan adalah komitmen suci yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab dan saling menghormati.