Siapa yang tak kenal Dirty Vote? Film dokumenter yang sedang ramai diperbincangkan ini ternyata lahir dari tangan seorang jurnalis investigasi kawakan, Dandhy Dwi Laksono. Sosok yang satu ini memang bukan nama baru di dunia media Indonesia. Lahir di Lumajang, Jawa Timur, Dandhy telah lama dikenal sebagai pengkritik kebijakan pemerintah, baik melalui tulisan maupun karya film.
Dandhy bukan hanya sekadar jurnalis yang menulis berita. Ia adalah jurnalis yang terjun langsung ke lapangan, mencari fakta-fakta tersembunyi, dan menyajikannya dalam bentuk karya yang menggugah kesadaran publik. Jejak karirnya dalam dunia jurnalistik dimulai sejak tahun 1990-an. Dandhy tak pernah berhenti belajar, aktif mengikuti berbagai workshop dan seminar tentang jurnalistik di berbagai negara seperti Filipina, Thailand, China, Malaysia, dan Korea Selatan.
Perjalanan karirnya di media cukup beragam. Dandhy pernah menjadi bagian dari tabloid Kapital dan majalah Warta Ekonomi. Ia juga sempat malang melintang di dunia radio sebagai penyiar di Pas FM, Smart FM, Ramako, dan stringer radio ABC Australia. Kemudian, Dandhy melebarkan sayapnya ke dunia pertelevisian, menjadi produser berita di Liputan 6 SCTV dan Kepala Seksi Peliputan di RCTI.
Also Read
Namun, di balik hiruk pikuk media mainstream, Dandhy menemukan panggilan hatinya di jurnalisme investigasi. Ia tak ragu terjun ke medan konflik, seperti saat menjadi pemimpin majalah dan situs acehkita.com di masa darurat militer di Aceh (2003-2005). Keberaniannya untuk menyuarakan kebenaran di tengah situasi sulit menjadi ciri khasnya.
Bukan hanya di dunia jurnalisme tulisan dan radio, Dandhy juga menunjukkan taringnya di dunia perfilman. Di setiap momentum politik penting, ia selalu meluncurkan film dokumenter yang mengupas tuntas isu-isu krusial. Dirty Vote bukanlah film politik pertama yang ia lahirkan. Sebelumnya, ia telah merilis Ketujuh (2014), Jakarta Unfair (2017), dan Sexy Killers (2019).
Lebih Dari Sekadar Jurnalis, Dandhy Adalah Penggerak Opini Publik
Dandhy Laksono bukan sekadar jurnalis yang melaporkan fakta. Ia adalah penggerak opini publik yang berani menyuarakan kebenaran di tengah arus informasi yang sering kali bias dan manipulatif. Film-filmnya bukan sekadar tontonan, tetapi juga ajakan untuk berpikir kritis dan peduli terhadap isu-isu sosial politik di sekitar kita.
Kehadiran Dandhy Laksono di dunia jurnalistik Indonesia adalah sebuah oase. Ia mengingatkan kita bahwa jurnalisme bukan sekadar mengejar rating dan popularitas, tetapi juga tentang membela kebenaran dan keadilan. Dengan keberaniannya, Dandhy telah menginspirasi banyak orang untuk tidak pernah berhenti bersuara dan berjuang demi Indonesia yang lebih baik.
Film-film Dandhy memang seringkali kontroversial, tetapi di situlah letak kekuatannya. Ia tidak takut untuk mengungkap sisi gelap kekuasaan dan mengajak kita semua untuk berpikir kritis. Di tengah gempuran informasi yang serba cepat, sosok Dandhy Laksono adalah pengingat bahwa kebenaran masih penting dan harus terus diperjuangkan.