Demam spirit doll atau boneka arwah tengah melanda sejumlah selebriti Indonesia. Fenomena ini bukan lagi sekadar hobi mengoleksi boneka, tetapi sudah bergeser menjadi praktik mengadopsi boneka yang dipercaya dihuni oleh roh dan diperlakukan layaknya anak sendiri. Beberapa nama populer pun tak ketinggalan mengikuti tren ini, memicu perdebatan di kalangan warganet.
Ivan Gunawan, desainer ternama, menjadi salah satu yang paling disorot. Ia memperkenalkan "putra mahkota" bernama Eqqel, boneka silikon yang sangat mirip bayi. Bukan hanya sekadar boneka, Ivan bahkan memberikan perlakuan khusus kepada Eqqel, seolah-olah dia benar-benar seorang anak. Hal serupa juga dilakukan oleh Celine Evangelista yang mengadopsi dua spirit doll bernama Selena dan Michelle. Kedua boneka tersebut ia dapatkan dari Furi Harun, seorang indigo yang dikenal sebagai ‘ibu’ bagi ratusan spirit doll.
Tidak hanya Ivan dan Celine, ada pula Nora Alexandra yang mengakui boneka arwahnya kerap berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Ia bahkan menyukai aura misterius yang terpancar dari bonekanya. Ruben Onsu pun tak ketinggalan. Ia sempat memamerkan foto menggendong boneka bernama Robby di media sosialnya, yang penampilannya sangat mirip bayi sungguhan. Roy Kiyoshi, yang dikenal sebagai sosok indigo, juga sudah lama mengoleksi spirit doll sejak 2006, bahkan meletakkan boneka pelindung di dalam mobilnya.
Also Read
Tren spirit doll ini memang bukan hal baru, namun baru-baru ini kembali mencuat ke permukaan dan menjadi perbincangan hangat. Fenomena ini menimbulkan berbagai macam reaksi. Sebagian orang menganggapnya sebagai hal yang aneh dan tidak masuk akal, sementara sebagian lainnya merasa ini adalah bagian dari kepercayaan atau pilihan pribadi masing-masing individu.
Di satu sisi, spirit doll bisa dilihat sebagai upaya beberapa orang untuk memenuhi kebutuhan emosional atau sebagai bentuk pelarian dari kesepian. Mungkin bagi beberapa orang, kehadiran spirit doll memberikan perasaan memiliki dan dicintai. Namun di sisi lain, muncul pertanyaan mengenai batas antara keyakinan pribadi dan praktik yang berpotensi merugikan, khususnya bagi kesehatan mental dan finansial.
Terlepas dari pro dan kontra yang ada, fenomena spirit doll ini tetap menjadi sorotan. Ia membuka wacana tentang beragam perspektif mengenai keyakinan, spiritualitas, dan bagaimana manusia memaknai relasi dengan benda-benda di sekitarnya. Apakah ini hanya tren sesaat atau akan menjadi fenomena berkelanjutan? Waktu yang akan menjawab.