Skandal korupsi proyek BTS 4G Kominfo terus bergulir, dan kali ini menyeret nama Achsanul Qosasi, anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sekaligus Presiden klub sepak bola Madura United. Achsanul ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan Kejaksaan Agung pada Jumat, 3 November 2023, atas dugaan menerima suap senilai 40 miliar rupiah. Kasus ini tidak hanya mencoreng citra lembaga negara, namun juga memunculkan pertanyaan mengenai integritas pejabat publik.
Achsanul, yang dikenal sebagai sosok penting di dunia olahraga dan bisnis, kini harus berhadapan dengan hukum. Selain menjabat sebagai anggota BPK, ia juga aktif di berbagai organisasi, mulai dari Ketua Masyarakat Enterpreneur Indonesia hingga Dewan Penasihat Masyarakat Ekonomi Syariah. Keberadaan dirinya di berbagai organisasi ini, ditambah posisinya sebagai orang nomor satu di Madura United, semakin menyoroti sorotan publik terhadap kasus ini.
Penangkapan Achsanul mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, ia dikenal memiliki kekayaan yang cukup signifikan. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2022, total kekayaannya mencapai 24,8 miliar rupiah. Selain itu, ia juga diketahui memiliki koleksi mobil mewah, termasuk dua unit Alphard, sedan Camry, dan Mitsubishi Outlander. Fakta ini menimbulkan ironi, di mana seorang pejabat dengan kekayaan melimpah justru terjerat kasus korupsi yang merugikan negara.
Also Read
Lantas, bagaimana kronologi kasus ini? Achsanul diduga menerima suap dari Komisaris PT Solitech Media Sinergy, Irwan Hermawan, melalui perantara Windi Purnama dan Sadikin Rusli. Uang tersebut diduga terkait dengan proyek pengadaan BTS 4G Kominfo yang tengah menjadi sorotan publik. Saat ini, Achsanul dijerat dengan pasal berlapis, termasuk pasal 12 b, 12 e atau pasal 5 ayat 1 jo pasal 15 UU Tipikor, serta pasal 5 ayat 1 tentang Pencegahan dan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Kasus Achsanul Qosasi ini menjadi pengingat betapa rentannya pejabat publik terhadap godaan korupsi. Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara pun kembali diuji. Hal ini juga menjadi sorotan tajam bagi dunia olahraga, khususnya sepak bola Indonesia. Bagaimana mungkin seorang tokoh olahraga bisa terlibat dalam skandal korupsi sebesar ini?
Penahanan Achsanul Qosasi menjadi babak baru dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Kasus ini juga memberikan pelajaran berharga bahwa kekuasaan dan kekayaan bukanlah jaminan integritas. Proses hukum yang transparan dan adil diharapkan dapat mengungkap seluruh fakta yang tersembunyi di balik kasus korupsi proyek BTS 4G ini, serta memberikan efek jera bagi para pelaku korupsi lainnya. Publik kini menanti perkembangan selanjutnya dari kasus yang mencoreng wajah peradilan dan dunia sepak bola Indonesia ini.