Bulan Ramadan, bulan yang istimewa bagi umat Muslim, hadir dengan suasana penuh berkah dan introspeksi. Di bulan ini, umat Muslim di seluruh dunia berlomba-lomba meningkatkan keimanan dengan berpuasa, menahan lapar dan dahaga, serta mengendalikan diri. Namun, di tengah semangat ibadah, terkadang kita temui fenomena yang cukup mengusik: pamer makanan saat orang lain berpuasa.
Di era media sosial, berbagi momen menjadi hal yang lumrah. Foto-foto makanan lezat berseliweran di linimasa, dari hidangan mewah di restoran hingga masakan rumahan yang menggugah selera. Tidak ada yang salah dengan mengapresiasi makanan dan berbagi kebahagiaan. Namun, saat momen ini terjadi di bulan Ramadan, terutama di hadapan mereka yang sedang berpuasa, tentu menjadi pertanyaan: apakah ini etis?
Bukan Soal Hukum, Tapi Etika dan Kepekaan
Sebenarnya, dalam hukum Islam tidak ada larangan spesifik mengenai pamer makanan di depan orang yang berpuasa. Namun, agama kita sangat menekankan pentingnya etika, kepekaan sosial, dan menjaga perasaan orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk senantiasa bersikap santun dan menghormati sesama.
Also Read
Pamer makanan, apalagi jika dilakukan oleh seseorang yang seharusnya berpuasa, bisa dianggap sebagai tindakan yang tidak menghargai ibadah orang lain. Ini bukan sekadar tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga kesucian bulan Ramadan dan menghormati sesama Muslim.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan." (HR. Bukhari no. 1903).
Hadis ini mengingatkan kita bahwa puasa bukan hanya soal menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang menjaga lisan, pikiran, dan perbuatan dari hal-hal yang buruk. Pamer makanan, dalam konteks ini, bisa menjadi salah satu contoh tindakan yang kurang baik karena kurang menghargai orang lain yang sedang berpuasa.
Lebih dari Sekadar Konten Media Sosial
Memang, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Namun, kita perlu bijak dalam menggunakannya, terutama di bulan Ramadan. Berbagi foto makanan memang sah-sah saja, tetapi pertimbangkan waktu dan konteksnya. Apakah kita bisa menunda sedikit untuk membagikannya setelah waktu berbuka? Apakah foto yang kita bagikan tidak akan menyinggung perasaan orang lain?
Mari kita coba berempati. Bayangkan diri kita sedang berpuasa, menahan godaan makanan dan minuman, lalu dihadapkan dengan foto-foto makanan yang menggugah selera. Tentu, ini bisa menjadi ujian tersendiri.
Yuk, Tingkatkan Kesadaran dan Kepekaan
Penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan sosial, terutama di bulan Ramadan. Ini bukan hanya tentang menghindari perbuatan dosa, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih santun, dan lebih peduli terhadap sesama.
Meskipun tidak ada hukum khusus yang melarang, kita perlu menghormati mereka yang sedang berpuasa dengan tidak memamerkan makanan di depan mereka. Mari kita jadikan bulan Ramadan ini sebagai momentum untuk meningkatkan ibadah, juga untuk belajar berempati dan menghargai sesama. Tetaplah berbuat baik, dan jadikan Ramadan kali ini lebih bermakna.